Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Tepatnya akhir Oktober 2016, lembaga penyelenggara pemilihan umum di provinsi ujung paling barat Indonesia itu menetapkan enam pasangan calon gubernur dan wakil gubernur periode 2017 sampai dengan 2022.
Keenam pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh itu masing-masing Tarmizi A. Karim dan T. Machsalmina Ali diusung partai politik, pasangan Zakaria Saman dan T. Alaidinsyah (independen) dan Abdullah Puteh-Sayed Mustafa Usab lewat jalur perseorangan atau independen.
Peserta pilkada berikutnya, pasangan Zaini Abdullah dan Nasaruddin (independen), Muzakir Manaf dan T.A. Khalid diusung partai politik dan pasangan Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah diusung partai politik.
Masing-masing pasangan calon tersebut akan bersaing pada tanggal 15 Februari 2017 guna memperoleh suara dari rakyat agar bisa menjadi pemimpin di provinsi berpenduduk sekitar 5.000.000 jiwa itu untuk 5 tahun mendatang.
"Kami sudah memeriksa semua persyaratan seperti syarat administrasi, tes mengaji, tes kesehatan, termasuk syarat dukungan. Semua pasangan calon memenuhi syarat. Dengan demikian, semua pasangan calon bisa ditetapkan sebagai peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh," kata Ketua KIP Aceh, Ridwan Hadi.
Kenapa Harus Memilih Saya
Setiap pasangan calon orang nomor satu dan dua di Aceh tersebut telah menyampaikan visi dan misinya serta program kerjanya dalam rapat paripuna istimewa tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPR Aceh Tgk. Muharuddin.
Tak hanya dalam rapat paripurna Istimewa, masing-masing pasangan calon juga telah memaparkan visi dan misinya dalam debat kandidat yang telah diselenggarakan oleh Komisi Independen Pemilihan Aceh.
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Tarmizi A. Karim-T. Machsalmina Ali mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan delapan misi jika terpilih sebagai orang nomor satu dan dua di provinsi itu.
"Ada delapan visi, misi, dan langkah dalam aksi pembangunan Aceh lima tahun mendatang," kata Tarmizi A. Karim.
Adapun delapan misi itu adalah mengembangkan tata kelola Pemerintahan Aceh, mewujudkan Aceh yang sejahtera dan mandiri, serta meningkatkan pendidikan.
Selanjutnya, meningkatkan pelayanan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat, mewujudkan iklim investasi penanaman modal Aceh yang kondusif, memelihara dan melestarikan perdamaian secara holistis dan terintegrasi, memperkuat perlindungan lingkungan hidup dan ekosistem dan menghidupkan kembali jati diri masyarakat Aceh yang Islami.
Pasangan Zakaria Saman-T. Alaidinsyah mengatakan bahwa jika terpilih sebagai orang nomor satu dan dua di provinsi itu akan mewujudkan lima misi.
"Kami akan menempuh lima pendekatan misi untuk mewujudkan Aceh beu maju dan rakyat beu sejahtera," kata Calon Wakil Gubernur Aceh T. Alaidinsyah yang turut didampingi Calon Gubernur Zakaria Saman.
Adapun lima misi itu adalah membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing, membangun perekonomian yang kukuh dan berkeadilan, serta meningkatkan pemerintahan melalui profesionalisme tata kelola dan perluasan partisipasi publik dan penegakan hukum.
Selanjutnya, mewujudkan Aceh yang nyaman dengan pembangunan infrastruktur strategis yang berkelanjutan, serta ramah lingkungan dan tanggap bencana dan mengokohkan sosial kemasyarakatan serta mencegah bencana sosial lainnya.
Pasangan Abdullah Puteh-Sayed Mustafa Usab mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan tiga program aksi, yakni penyelenggaraan Syariat Islam, revolusi pertanian, dan reformasi birokrasi.
Pasangan Zaini Abdullah-Nasaruddin mengatakan bahwa pihaknya mencanangkan empat pilar pembangunan Aceh jika terpilih, yakni meningkatkan kualitas kesejahteraan hidup rakyat, meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan, dan perdamaian Aceh.
Selanjutnya, pengembangan ekonomi syariah dan berkelanjutan dan meningkatkan kualitas infrastruktur publik dan ekonomi.
Pasangan Muzakir Manaf-T.A. Khalid berkomitmen membangun Aceh yang sejahtera, berdaulat, dan bermartabat dengan lima kunci utama jika terpilih sebagai orang nomor satu dan dua di provinsi tersebut.
Adapun lima kunci utama untuk membangun provinsi ujung paling barat Indonesia itu adalah keimanan berlandaskan ahlusunah waljamaah dan bermazhab Syafi'i dan kewenangan besar dalam mengelola "self government".
Selanjutnya, kemandirian ekonomi berbasis potensi unggulan lokal, kapasitas sumber daya manusia yang mampu mewujudkan kejayaan kembali peradaban Aceh dan keabadian perdamian dan mengelola pemerintahan yang dinamik, bersih, amanah, dan melayani masyarakat secara adil dan merata.
Pasangan Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah menyatakan siap untuk melaksanakan 15 program unggulan jika terpilih sebagai orang nomor satu dan dua di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
Ke-15 program unggulan yang akan dilaksanakan oleh Irwandi-Nova itu, yakni Aceh sejahtera (JKA plus), Aceh Siat (sistem informasi Aceh terpadu) da Aceh carong (cerdas).
Selanjutnya, Aceh energi, Aceh meugoe dan melaot (pertanian dan ekonomi maritim), Aceh troe (pemenuhan bahan makanan dan gizi), Aceh kreatif, Aceh kaya, Aceh damai, Aceh teuga ((mengembalikan prestasi Aceh untuk bidang olahraga ditingkat nasional), Aceh green, Aceh seuninya (penyedian rumah untuk masyarakat miskin dan pasangan muda dan Aceh Seumegot (memastikan tersedianya seluruh sarana dan prasarana).
Harus Ditunaikan
Pelaksana Tugas (Plt.) Gubernur Aceh Soedarmo menyatakan bahwa visi dan misi yang disampaikan oleh masing-masing pasangan bakal calon merupakan janji politik yang harus ditunaikan saat terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur.
"Visi dan misi yang disampaikan oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur merupakan janji politik yang harus ditunaikan jika salah satunya terpilih," katanya.
Ia juga mengingatkan kepada seluruh pasangan bakal calon bahwa apabila dari salah satu terpilih, seluruh visi dan misi tersebut harus ditunaikan dan diwujudkan melalui program-program pemerintah untuk 5 tahun mendatang.
"Kita sudah bersama menyimak dan mendengarkan penyampaian visi dan misi serta program kerja enam pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, semuanya untuk menyejahterakan masyarakat di provinsi ini," katanya.
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh digelar 15 Februari 2017. Pemilihan tersebut digelar serentak dengan pemilihan 20 bupati/wali kota dan wakil dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Bangun Aceh
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Darussalam Prof. Farid Wajdy Ibrahim mengatakan bahwa pilkada yang akan berlangsung pada tahun 2017 dapat menghasilkan pemimpin yang mampu membangun Aceh di semua sektor.
"Kita berharap pada pilkada ini akan mampu menghasilkan pemimpin yang benar-benar mampu mendorong kemajuan diberbagai aspek dan mampu mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya, bukan untuk dirinya," katanya.
Farid mengatakan bahwa Aceh memiliki enam warna "pelangi" indah yang akan mewarnai Pilkada 2017 dan yang terpilih tersebut merupakan pasangan yang Allah kehendaki.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017