Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh menyatakan siap melayani vaksinasi tambahan guna menyukseskan program nasional imunisasi dasar lengkap.

Kepala Puskesmas Johan Pahlawan, dr Depi Arisandi Aji, di Meulaboh, Rabu, mengatakan, akan tetapi pihaknya belum menerima petujuk teknis pengunaan dan pemberian vaksin tambahan terkait dengan beban sumber dana pemerintah daerah.

"Selama 2017 berjalan ini kita belum mendapat petunjuk teknis ataupun sosialisasi pemberian vaksin itu, apakah masuk program lanjutan imunisasi dasar lengkap dibiaya pemerintah, sehingga masyarakat tidak mengeluarkan biaya sendiri," sebutnya.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia akan menambah hingga tiga vaksin dasar mulai 2017 dalam rangka program nasional imunisasi dasar lengkap, ketiga jenis vaksin itu yakni Measles Rubella (MR), Pneumococcus dan Human Papilomavirus (HPV).

dr Depi menjelaskan, selama 2016 Puskesmas Johan Pahlawan serta jajaran masih menggunakan atau melayani pemberian lima jenis vaksin dasar yakni BCG, Imunisasi DPT, Imunisasi Polio, Imunisasi Campak dan Imunisasi Hepatitis B.

Ketiga vaksin tersebut kata dr Depi merupakan vaksin dengan pola baru melanjutkan dari vaksin dasar yang sudah lengkap diberikan sebelumnya, seperti  untuk vaksin MR yakni pemberian vaksin untuk kekebalan tubuh lanjutan dari vaksin Campak.

"Demikian juga untuk vaksin lainnya, sehingga pemberian vaksin ini untuk menyempurnakan imunisasi dasar lengkap. Kita juga belum terima petunjuk juga apakah ketiga vaksin ini masuk imunisasi dasar atau imunisasi tambahan?," sebutnya.

Lebih lanjut disampaikan, selama ini Puskesmas Johan Pahlawan juga menemukan kasus dari anak yang menderita gejala penyakit Tuberkulosis (TB paru) karena sejak kecil tidak lengkap divaksin oleh kesibukan orang tuanya.

Kata dr Depi, harusnya penyakit infeksi paru-paru yang dominan menyarang usia anak-anak itu dapat dicegah dengan lima imunisasi dasar lengkap, kasus ini menjadi salah satu bahan contoh yang disampaikan kepada masyarakat setiap diadakan pertemuan.

Dijelaskan, terhadap penyakit kanker serviks di Puskesmas Johan Pahlawan, prevalensi meningkat, sementara untuk penyakit Rubella atau kasus penyakit campak dari populasi tidak satupun ditemukan selama 2016 di puskesmas setempat.

"Jadi kita juga selalu memberikan penyuluhan dan menyampaikan setiap kasus temuan sehingga orang tua anak mengetahui akan pentingnya imunisasi untuk memproteks dan melindungi anak-anaknya dari virus-virus yang bisa dilindungi dengan vaksin," sebutnya.

dr Depi menjelaskan, beberapa solusi telah diberikan oleh pemerintah dan dilaksanakan oleh petugas sebagai ujung tombak, seperti fasilitas kesehatan (faskes) posyandu untuk mendekatkan pelayanan dan memaksimalkan cakupan imunisasi lengkap.

Melalui keberadaan faskes serta petugasnya, bekerja kompleks untuk memantau perimbangan untuk anak-anak, status gizi anak, ibu hamil dapat menjaring semua, sehingga petugas tidak harus kejar-kajar untuk menyuntik atau memeriksa anak.

Selain itu dengan mengoptimalkan keberadaan faskes menurut dr Depi akan dapat menekan membengkaknya pengeluaran uang negara untuk biaya operasional program vaksin disetiap daerah di Indonesia.

"Bila masyarakat memahami tujuan posyandu hadir, cakupan imunisasi bisa kita kejar lebih baik. Demikian juga biaya operasional program vaksin ini bisa tertekan,  petugas tidak harus kejar-kajaran untuk menyuntik atau memeriksa," katanya menambahkan.
    

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017