Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh masih mendalami terkait kasus dugaan pencemaran lingkungan oleh limbah batubara sehingga menyebabkan matinya 28 hektare tanaman padi petani di kawasan konsesi tembang batubara PT Mifa Bersaudara.

Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan (BLHK) Aceh Barat Adi Yunanda, di Meulaboh, Jumat mengatakan, tim yang dibentuk telah menelusuri dan mengambil sample air, tanah dan limbah batubara perusahaan itu.

"Tim sudah mengambil bahan atau alat bukti berupa sample untuk pengujian pemeriksaan ke Laboratorium di Banda Aceh. Sample air, tanah termasuk limbah batubara perusahaan," sebutnya.

Sekitar 28 hektare tanaman padi berusia 1,5 bulan di Desa Balee, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat ditemukan oleh petani mati setelah direndam air banjir yang diduga terkontaminasi dengan limbah batubara dari perusahaan di kawasan itu.

Adi Yunanda menyampaikan, penyebab matinya tanaman padi petani tersebut belum dapat dispekulasikan dengan sederhana, karena keterkaitan matinya tanaman itu ditemukan pascabanjir yang merendam sawah petani kawasan itu.

Meski demikian, Pemkab Aceh Barat akan terus melakukan berbagai upaya untuk solusi menengahi tuduhan warga kepada managemen perusahaan itu, apabila benar terjadi pencemaran lingkungan, maka tentunya ada konsekwensi hukumnya.

"Kita tidak bisa berspekulasi terlalu dini sebelum keluar hasil pemeriksaan. Hasilnya disampaikan paling cepat 15 hari setelah sample itu diambil dan di bawa pemeriksaan ke laboratorium," tegasnya.

Lebih lanjut disampaikan, tim yang turun tidak hanya mengambil sample padi dan tanah petani yang dilaporkan telah mati dan rusak, namun juga mengambil sample limbah batubara perusahaan PT Mifa Bersaudara untuk perbandingan.

Sebab kata Adi Yunanda, pihaknya bekerja lebih luas tidak hanya melihat dampak kepada tanaman dan sawah petani, lebih dari itu masih ada biota dan tumbuhan lain di kawasan itu yang mestinya juga terdampak apabila ada pencemaran limbah.

Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Barat, juga telah turun melihat langsung kondisi matinya tanaman padi petani di hamparan sawah sekitar 28 hektare, warna padi berubah kuning, kering dan akarnya membusuk sehingga tidak tumbuh lagi.

Karena masyarakat menduga matinya tanaman padi karena limbah, masyarakat petani meminta perusahaan batubara PT Mifa Bersaudara yang berada di kawasan mereka bertanggung jawab dan menganti kerugian petani atas kejadian tersebut.

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017