Petani di Cot Cantek Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie, Aceh, terpaksa mempercepat panen padi mereka karena khawatir terusik gajah liar yang kerap masuk ke area persawahan.

“Warga memburu untuk memanen hasil padi meskipun belum genap masa panen karena takut diganggu kawanan gajah,” kata Keuchik Cot Cantek Sulaiman di Pidie, Selasa. 

Kata Sulaiman, luas sawah yang terpaksa dipercepat panen itu sekitar lima hektare. Karena jika mereka menunggu sampai waktu yang tepat, petani khawatir lahan pertanian mereka dirusak gajah liar .

"Petani khawatir hasil pertanian dan perkebunan mereka dirusak gajah liar. Seperti yang terjadi pada sawah warga Tongpudeng beberapa hari lalu," ujarnya.

Sulaiman menuturkan, sejauh ini masyarakat kewalahan mengusir puluhan gajah liar yang kerap bermain ke areal persawahan mulai dari Gampong Tongpudeng, Lhok Panah, Cot Cantek, Riweuk, serta menyebar di Kecamatan Keumala, Sakti, Titeue, Mila, hingga ke Tangse.

Dirinya berharap, pemerintah serius menangani konflik ini karena masyarakat serba salah dan tidak bisa berbuat banyak ketika mengetahui hasil kebun telah dirusak, mengingat banyak korban yang terimbas hingga meninggal dunia. 

Puluhan gajah liar tersebut tidak hanya mengganggu mata pencaharian warga tetapi sudah merambah ke pemukiman penduduk hingga melewati jalan nasional Beureunuen - Geumpang, Pidie.

"Pemerintah seolah-olah menutup mata terhadap apa yang terjadi selama hampir puluhan tahun dan belum adanya penyelesaian secara konkrit dan berkelanjutan,” kata Sulaiman.

Terkait hal itu, Koordinator Conservation Respon Unit (CRU) Mila Kausar mengatakan konflik berkepanjangan gajah dengan manusia di Pidie sudah terjadi sejak 2008 sampai hari ini.

“Berbagai upaya telah kami lakukan bersama warga, seperti penghalauan, pengusiran serta pemasangan power fencing di tempat yang mereka (gajah liar) lalui,” kata Kausar.

Kata dia, kawanan gajah liar di sana berkeliaran secara menyebar di beberapa titik di Pidie diantaranya Kecamatan Keumala, Sakti, Titeue, Mila, Tangse, Tiro dan Glumpang Tiga serta Padang Tiji. 
 

Pewarta: Mira Ulfa

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023