Keberadaan kapal perintis KM Sabuk Nusantara 110 dari Pelabuhan Aceh Jaya dinilai mampu memberikan kemudahan ekonomi hingga pendidikan bagi masyarakat kepulauan di Aceh seperti Simeulue hingga Pulau Banyak.
"Adanya kapal ini menunjukkan kehadiran pemerintah bagi masyarakat yang ada di Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya," kata Pejabat Pembuat Komitmen Pelabuhan Calang Aceh Jaya Azwana Amru Harahap di Aceh Jaya, Rabu.
Amru menjelaskan keberadaan kegiatan subsidi kapal perintis kode trayek R-2 pangkalan Calang sudah dimulai sejak 2014 lalu, hanya saja sampai 2016 masih menggunakan kapal kargo, sehingga kurang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Aceh.
Kemudian, terhitung sejak 2017 hingga saat ini baru pangkalan Calang sudah mulai menggunakan KM Sabuk Nusantara 110.
Menurut Amru, dampak kegiatan kapal keperintisan itu cukup dirasakan oleh masyarakat yang berada di kepulauan seperti Pulau Simeulue dan Pulau Banyak. Terlihat dari meningkatnya mutu pendidikan bagi warga kepulauan.
Kemudian, bahan pokok juga menjadi hal yang sangat penting bagi mereka yang hidup di kepulauan, karena memang jarak dan angkutan ke sana sangat mempengaruhi harga barang di pulau.
“Alhamdulillah kehadiran kapal yang telah disubsidi pemerintah menjadikan harga sembako tidak begitu jauh selisihnya antara di daratan Aceh dengan di kepulauan. Kalau di daratan harga gas 12 kg di Kota Calang sebesar Rp230 ribu per tabung, sedangkan di Simeulue hanya Rp265 ribu," ujarnya.
Amru menyampaikan, pelabuhan Calang dengan persetujuan Dinas Perhubungan Aceh telah melebarkan atau menambahkan rute pelayaran Kapal KM Sabuk Nusantara 110 hingga ke Pulau Lahewa Kabupaten Nias Utara.
Dengan adanya pelabuhan singgah baru ini, diharapkan adanya potensi peningkatan ekonomi bagi masyarakat kepulauan, seperti adanya bahan baku pembuatan tepung kelapa dari Pulau Lahewa, dan diproduksi di Pulau Simeulue untuk kemudian hasilnya didistribusikan ke daratan Sumatera.
“Rute yang direncanakan yaitu dari Calang ke Sinabang-Tapak Tuan, Sinabang-Lahewa, Sinabang-Pulau Banyak, ke Tapak Tuan-Sinabang dan kembali ke Calang, dengan total jarak pelayaran 852 mil,” katanya.
Amru menuturkan, penambahan frekuensi rute ini dilaksanakan sesuai Permintaan Bupati Aceh Selatan, Bupati Simeulue serta masyarakat kepulauan Aceh dikarenakan kapal perintis KM Sabuk Nusantara 110 menerapkan tarif yang murah dan terjangkau.
“Harapan kita kapal perintis KM Sabuk Nusantara 110 selalu dapat berlayar dengan nyaman dan selamat, tentunya bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, sehingga program pemerintah ini benar-benar tepat sasaran dan tepat guna,” demikian Amru.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Adanya kapal ini menunjukkan kehadiran pemerintah bagi masyarakat yang ada di Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya," kata Pejabat Pembuat Komitmen Pelabuhan Calang Aceh Jaya Azwana Amru Harahap di Aceh Jaya, Rabu.
Amru menjelaskan keberadaan kegiatan subsidi kapal perintis kode trayek R-2 pangkalan Calang sudah dimulai sejak 2014 lalu, hanya saja sampai 2016 masih menggunakan kapal kargo, sehingga kurang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Aceh.
Kemudian, terhitung sejak 2017 hingga saat ini baru pangkalan Calang sudah mulai menggunakan KM Sabuk Nusantara 110.
Menurut Amru, dampak kegiatan kapal keperintisan itu cukup dirasakan oleh masyarakat yang berada di kepulauan seperti Pulau Simeulue dan Pulau Banyak. Terlihat dari meningkatnya mutu pendidikan bagi warga kepulauan.
Kemudian, bahan pokok juga menjadi hal yang sangat penting bagi mereka yang hidup di kepulauan, karena memang jarak dan angkutan ke sana sangat mempengaruhi harga barang di pulau.
“Alhamdulillah kehadiran kapal yang telah disubsidi pemerintah menjadikan harga sembako tidak begitu jauh selisihnya antara di daratan Aceh dengan di kepulauan. Kalau di daratan harga gas 12 kg di Kota Calang sebesar Rp230 ribu per tabung, sedangkan di Simeulue hanya Rp265 ribu," ujarnya.
Amru menyampaikan, pelabuhan Calang dengan persetujuan Dinas Perhubungan Aceh telah melebarkan atau menambahkan rute pelayaran Kapal KM Sabuk Nusantara 110 hingga ke Pulau Lahewa Kabupaten Nias Utara.
Dengan adanya pelabuhan singgah baru ini, diharapkan adanya potensi peningkatan ekonomi bagi masyarakat kepulauan, seperti adanya bahan baku pembuatan tepung kelapa dari Pulau Lahewa, dan diproduksi di Pulau Simeulue untuk kemudian hasilnya didistribusikan ke daratan Sumatera.
“Rute yang direncanakan yaitu dari Calang ke Sinabang-Tapak Tuan, Sinabang-Lahewa, Sinabang-Pulau Banyak, ke Tapak Tuan-Sinabang dan kembali ke Calang, dengan total jarak pelayaran 852 mil,” katanya.
Amru menuturkan, penambahan frekuensi rute ini dilaksanakan sesuai Permintaan Bupati Aceh Selatan, Bupati Simeulue serta masyarakat kepulauan Aceh dikarenakan kapal perintis KM Sabuk Nusantara 110 menerapkan tarif yang murah dan terjangkau.
“Harapan kita kapal perintis KM Sabuk Nusantara 110 selalu dapat berlayar dengan nyaman dan selamat, tentunya bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, sehingga program pemerintah ini benar-benar tepat sasaran dan tepat guna,” demikian Amru.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023