Petani komoditas nanas di Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah dilatih untuk mengolah limbah buah nanas sehingga menjadi serat, agar bernilai ekonomi sekaligus dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. 

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Aceh Tengah Harun Manzola, Selasa, mengatakan program itu tidak hanya menjadi solusi untuk mengelola limbah dengan lebih baik, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan.

“Yang tidak hanya berdampak positif pada lingkungan kita, tetapi juga memberdayakan masyarakat kita," kata Harun Manzola di Aceh Tengah.

Pelatihan itu diinisiasi Katahati Institute dan Canada Fund for Local Initiatives (CFLI) bekerjasama dengan Pemkab Aceh Tengah, dengan tujuan penguatan praktek ramah lingkungan, sekaligus memberdayakan peran kelompok perempuan. 

Ia menjelaskan Pemkab Aceh Tengah berkomitmen untuk terus mendukung program-program ramah lingkungan secara berkelanjutan. Salah satunya seperti inovasi dalam pengolahan limbah tersebut agar pembangunan Aceh Tengah yang lebih hijau. 

"Saya ingin mengajak seluruh peserta pelatihan untuk menjadikan ilmu dan keterampilan yang diperoleh dalam program ini sebagai bekal yang berharga, dengan begitu kita dapat bersama-sama membangun Aceh Tengah yang lebih hijau, berkelanjutan, dan inklusif," ujarnya. 

Dalam hal ini, wilayah Kecamatan Pegasing Aceh Tengah merupakan sentra penghasil buah nanas dengan angka produksi yang cukup tinggi dan pengelolaan lahan yang masif.

Namun selama ini, limbah pelepah nanas disebut belum tersentuh pengelolaan secara tepat dan baik. 

Hal ini menjadi dasar Katahati Institute untuk berkolaborasi dengan masyarakat dalam mengolah sampah pertanian tersebut khususnya pelepah nanas untuk dapat dikelola secara berkelanjutan. 

Baca juga: Menpan RB resmikan MPP Aceh Tengah, ini harapan Pj Bupati

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023