Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Mahasiswa asal Aceh Barat Daya di Banda Aceh "menyegel" asrama yang selama ini mereka tempati karena kondisinya memprihatinkan dan tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah asal mereka.

"Kami terpaksa menyegel asrama ini karena kurang perhatian dari pemerintah daerah terhadap kondisi bangunannya yang semakin memprihatinkan," kata Koordinator Mahasiswa Asrama Abdya Khalis Surry di Banda Aceh, Selasa.

Khalis menyebutkan, bangunan asrama yang merupakan aset Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya sangat parah. Selain itu tidak ada listrik dan air bersih serta bangunannya juga banyak yang rusak.

Selama ini, kata dia, bangunan asrama diurus oleh mahasiswa yang menempati. Namun, tidak sedikit juga mahasiswa Aceh Barat Daya terpaksa pindah ke tempat lain karena asrama tidak ada air bersih dan listrik.

"Apalagi beberapa bulan lagi memasuki tahun ajaran baru, banyak adik-adik kami yang akan melanjutkan pendidikan ke Banda Aceh. Tentu dengan adanya asrama akan membantu mereka. Kalau kondisi asrama seperti ini, bagaimana mungkin mereka tinggal di tempat ini," kata dia.

Khalis menyebutkan, sudah melaporkan permasalahan asrama kepada Perwakilan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya di Banda Aceh. Namun, tidak ada respons sama sekali.

"Laporan serupa juga pernah disampaikan kepada Staf Ahli Bupati Aceh Barat Daya dan Wakil Bupati Aceh Barat Daya, tetapi kami hanya mendapatkan angin surga," kata Khalis Surry.

Asrama mahasiswa Aceh Barat Daya tersebut berada di Gampong Lam Gapang, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar. Asrama tersebut terdiri atas tiga bangunan dengan puluhan kamar.

Satu bangunan berlantai tiga dibangun atas bantuan masyarakat Arab Saudi dengan nilai Rp7,7 miliar, satu bangunan lantai dua dibangun atas bantuan Pertamina dengan nilai Rp5,8 miliar. Satu lagi bangunan dua lantai dibangun dari program aspirasi anggota DPR Aceh dengan nilai Rp1,8 miliar.

"Namun, tidak satu pun bangunan asrama yang layak huni lagi. Seperti bangunan bantuan masyarakat Arab Saudi, instalasi listriknya rawan. Kemudian, beberapa kamar bocor, dan kerusakan lainnya," kata Khalis.

Yang lebih parah bangunan aspirasi anggota dewan. Mahasiswa tidak bisa menempati bangunan itu karena bocor dan kerusakan lainnya. Bangunan dua lantai tersebut dibiarkan rusak sejak beberapa tahun lalu.

"Sedangkan bangunan asrama bantuan Pertamina juga tidak ditempati lagi karena tidak ada listrik. Listriknya tidak ada lagi sejak trafo meledak pada Desember 2016," kata Khalis Surry.

Pewarta: M Haris SA

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017