Rasanya tak lengkap apabila berkunjung ke Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke 8 di Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh, tanpa menyambang Anjungan Kota Sabang.
Anjungan bertemakan “The Golden Island” atau bermakna tanah dari surga itu menyuguhkan berbagai atraksi, mulai dari sejarah, kuliner, rempah, wastra hingga kesenian.
Salah satunya, seperti kilas sejarah Pulau Weh Sabang itu sebagai pusat perdagangan rempah dunia, lewat karya visual pada masa itu.
Baca juga: Tawarkan keunikan, anjungan Sabang telah disambangi 7.000 pengunjung PKA 8
Koordinator Anjungan Kota Sabang Evan Boy Foreman, Sabtu, mengatakan apapun yang ditampilkan di anjungan Sabang sesuai dengan tema PKA-8 yaitu rempahkan bumi, pulihkan dunia.
“Di bagian sejarah ini kita bekerjasama dengan Museum Sabang BPKS, hampir 85 persen semua itu koleksi Museum Sabang,” ujarnya.
Khusus jalur rempah, pihaknya menampilkan kapal kolonial Belanda, foto-foto saat bongkar muat barang masa lampu, serta koleksi-koleksi peninggalan sejarah lainnya.
“Di saat itu pelabuhan bebas Sabang pada tahun 1924, bahkan sudah menjadi perdagangan paling padat di dunia,” ujarnya.
Masa lampau Sabang memang terkenal dengan perdagangan rempah dunia. Hal itu karena adanya pertemuan jalur internasional Selat Malaka, dan lokasi itu berseberangan dengan Pulau Sabang. Semua kapal-kapal yang melintas itu pasti singgah di Sabang
Aktivitas di masa itu, lanjut dia, kapal-kapal internasional itu banyak membeli air, mengisi bahan bakar di Pulau Sabang, seperti dari negara Jerman, Rusia, Amerika Serikat, Inggris dan lainnya.
“Mereka cuma melakukan loading barang, isi air, isi bahan bakar. Jadi waktu pengisian itu, penumpang kapal turun, di situ terjadi jual beli, mereka barter, mereka nikmati sekitar Sabang, dulu ada bioskop, kafetaria zaman Belanda,” ujarnya.
Sebelumnya, Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengatakan Pemkot memperkenalkan lima jalur rempah pada anjungan Sabang selama PKA-8 yakni sejarah, kesenian, wastra, kuliner dan rempah.
“Kita telah mendesain anjungan Kota Sabang sesuai dengan tema jalur rempah yang tujuannya adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan peran Sabang dalam jalur rempah di masa lalu,” kata Reza.
Sabang terkenal dengan cengkeh, pala dan pinang. Di mana pada anjungan tersebut ikut menyuguhkan produk hasil rempah yang di olah seperti manisan pala, sirup pala, manisan belimbing, sirup belimbing, minyak VCO termasuk dengan atraksi pengolahannya secara langsung.
“Kami mengajak masyarakat untuk mengunjungi anjungan Sabang, karena kami telah menyiapkan beragam informasi terhadap peran Kota Sabang dalam jalur rempah dunia,” katanya.
Baca juga: Tampilkan kuliner istimewa, anjungan Sabang diserbu pengunjung
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Anjungan bertemakan “The Golden Island” atau bermakna tanah dari surga itu menyuguhkan berbagai atraksi, mulai dari sejarah, kuliner, rempah, wastra hingga kesenian.
Salah satunya, seperti kilas sejarah Pulau Weh Sabang itu sebagai pusat perdagangan rempah dunia, lewat karya visual pada masa itu.
Baca juga: Tawarkan keunikan, anjungan Sabang telah disambangi 7.000 pengunjung PKA 8
Koordinator Anjungan Kota Sabang Evan Boy Foreman, Sabtu, mengatakan apapun yang ditampilkan di anjungan Sabang sesuai dengan tema PKA-8 yaitu rempahkan bumi, pulihkan dunia.
“Di bagian sejarah ini kita bekerjasama dengan Museum Sabang BPKS, hampir 85 persen semua itu koleksi Museum Sabang,” ujarnya.
Khusus jalur rempah, pihaknya menampilkan kapal kolonial Belanda, foto-foto saat bongkar muat barang masa lampu, serta koleksi-koleksi peninggalan sejarah lainnya.
“Di saat itu pelabuhan bebas Sabang pada tahun 1924, bahkan sudah menjadi perdagangan paling padat di dunia,” ujarnya.
Masa lampau Sabang memang terkenal dengan perdagangan rempah dunia. Hal itu karena adanya pertemuan jalur internasional Selat Malaka, dan lokasi itu berseberangan dengan Pulau Sabang. Semua kapal-kapal yang melintas itu pasti singgah di Sabang
Aktivitas di masa itu, lanjut dia, kapal-kapal internasional itu banyak membeli air, mengisi bahan bakar di Pulau Sabang, seperti dari negara Jerman, Rusia, Amerika Serikat, Inggris dan lainnya.
“Mereka cuma melakukan loading barang, isi air, isi bahan bakar. Jadi waktu pengisian itu, penumpang kapal turun, di situ terjadi jual beli, mereka barter, mereka nikmati sekitar Sabang, dulu ada bioskop, kafetaria zaman Belanda,” ujarnya.
Sebelumnya, Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengatakan Pemkot memperkenalkan lima jalur rempah pada anjungan Sabang selama PKA-8 yakni sejarah, kesenian, wastra, kuliner dan rempah.
“Kita telah mendesain anjungan Kota Sabang sesuai dengan tema jalur rempah yang tujuannya adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan peran Sabang dalam jalur rempah di masa lalu,” kata Reza.
Sabang terkenal dengan cengkeh, pala dan pinang. Di mana pada anjungan tersebut ikut menyuguhkan produk hasil rempah yang di olah seperti manisan pala, sirup pala, manisan belimbing, sirup belimbing, minyak VCO termasuk dengan atraksi pengolahannya secara langsung.
“Kami mengajak masyarakat untuk mengunjungi anjungan Sabang, karena kami telah menyiapkan beragam informasi terhadap peran Kota Sabang dalam jalur rempah dunia,” katanya.
Baca juga: Tampilkan kuliner istimewa, anjungan Sabang diserbu pengunjung
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023