Pemerintah Kota Lhokseumawe mencatat Rp1,6 miliar transaksi selama pelaksanaan Sarasehan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Komisariat Wilayah I Sumatera di kota berjulukan Petro Dollar itu.
Pj Wali Kota Lhokseumawe Imran, Kamis, mengatakan pelaksanaan Expo UMKM Apeksi berlangsung selama empat hari, yang diikuti sebanyak 140 gerai UMKM binaan maupun di luar binaan pemerintah.
”Ini menjadi bukti nyata bahwa UMKM kita memiliki daya saing yang tinggi dan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal,” katanya di Lhokseumawe.
Imran menilai pencapaian tersebut menjadi prestasi yang luar biasa bagi Kota Lhokseumawe sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan Expo UMKM nasional itu.
Keberhasilan ini, lanjut dia, tidak hanya mencerminkan potensi ekonomi tinggi dari sektor UMKM di wilayah provinsi berjulukan Tanah Rencong itu, tetapi juga karena kerjasama yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak sebagai kunci utama kesuksesan acara.
"Saya mengapresiasi dan penghargaan yang setinggi-tinggi ke semua pihak yang telah membantu. Hari ini kita membuktikan bahwa Kota Lhokseumawe memiliki potensi dan kesiapan untuk menjadi tuan rumah event nasional yang lebih besar lagi,” ujarnya.
Sarasehan Apeksi di Lhokseumawe ditutup oleh Sekretaris Apeksi Komwil I Muhammad Sofyan di Lapangan Hiraq Lhokseumawe pada Rabu (22/11) sore. Hadir perwakilan wali kota anggota Komwil I Apeksi di Sumatera dan bupati se Aceh, BUMD, BUMN hingga pimpinan perguruan tinggi.
Sementara itu, Sekretaris Apeksi Komwil I Muhammad Sofyan mengapresiasi Pj Wali Kota Lhokseumawe Imran yang telah memainkan peran kunci dalam menyukseskan acara Serasehan UMKM Apeksi Komwil I Kota Lhokseumawe.
“Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja keras, kreativitas, dan koordinasi yang baik dari Imran dan timnya,” ujarnya.
Menurutnya, Pemkot Lhokseumawe telah berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung pertukaran ide dan pengalaman antara pelaku UMKM, sehingga ajang itu tidak hanya menjadi ajang promosi produk.
“Tetapi juga wadah pembelajaran yang berharga bagi para pelaku usaha kecil dan menengah di wilayah ini,” ujarnya.
Baca juga: Digitalisasi jadi kebutuhan UMKM untuk naik kelas
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Pj Wali Kota Lhokseumawe Imran, Kamis, mengatakan pelaksanaan Expo UMKM Apeksi berlangsung selama empat hari, yang diikuti sebanyak 140 gerai UMKM binaan maupun di luar binaan pemerintah.
”Ini menjadi bukti nyata bahwa UMKM kita memiliki daya saing yang tinggi dan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal,” katanya di Lhokseumawe.
Imran menilai pencapaian tersebut menjadi prestasi yang luar biasa bagi Kota Lhokseumawe sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan Expo UMKM nasional itu.
Keberhasilan ini, lanjut dia, tidak hanya mencerminkan potensi ekonomi tinggi dari sektor UMKM di wilayah provinsi berjulukan Tanah Rencong itu, tetapi juga karena kerjasama yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak sebagai kunci utama kesuksesan acara.
"Saya mengapresiasi dan penghargaan yang setinggi-tinggi ke semua pihak yang telah membantu. Hari ini kita membuktikan bahwa Kota Lhokseumawe memiliki potensi dan kesiapan untuk menjadi tuan rumah event nasional yang lebih besar lagi,” ujarnya.
Sarasehan Apeksi di Lhokseumawe ditutup oleh Sekretaris Apeksi Komwil I Muhammad Sofyan di Lapangan Hiraq Lhokseumawe pada Rabu (22/11) sore. Hadir perwakilan wali kota anggota Komwil I Apeksi di Sumatera dan bupati se Aceh, BUMD, BUMN hingga pimpinan perguruan tinggi.
Sementara itu, Sekretaris Apeksi Komwil I Muhammad Sofyan mengapresiasi Pj Wali Kota Lhokseumawe Imran yang telah memainkan peran kunci dalam menyukseskan acara Serasehan UMKM Apeksi Komwil I Kota Lhokseumawe.
“Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja keras, kreativitas, dan koordinasi yang baik dari Imran dan timnya,” ujarnya.
Menurutnya, Pemkot Lhokseumawe telah berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung pertukaran ide dan pengalaman antara pelaku UMKM, sehingga ajang itu tidak hanya menjadi ajang promosi produk.
“Tetapi juga wadah pembelajaran yang berharga bagi para pelaku usaha kecil dan menengah di wilayah ini,” ujarnya.
Baca juga: Digitalisasi jadi kebutuhan UMKM untuk naik kelas
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023