Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mendorong peningkatan populasi ternak besar sapi di kawasan sentra produksi dengan melakukan perkawinan silang inseminasi buatan (IB) 
    
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Aceh Barat Said Mahjali, di Meulaboh, Selasa, mengatakan, saat ini pemda melaksanakan program Upaya Khusus Sapi/Kerbau Induk Wajib Bunting (Upsus SIWAB) untuk swasembada daging nasional.

"Karena memang pemerintah sedang melaksanakan program ini, kita mengharapkan semua peternak sapi bersedia melakukan IB, selain meningkatkan populasi, ini juga upaya memperbaiki genetik sapi Aceh yang semakin kecil," sebutnya.

Pada 2016 jumlah populasi ternak besar (sapi dan kerbau) di Aceh Barat telah mencapai 25 ribu ekor lebih tersebar dalam 12 kecamatan dengan sembelihan 2.000 ekor per tahun dan jumlah tersebut cukup untuk kebutuhan konsumsi masyarakat.

Said Mahjali menyebutkan, kawasan sentra produksi ternak besar sapi adalah pada empat desa dalam Kecamatan Arongan Lambalek, Aceh Barat seperti Desa Arongan, Desa Suak Ie Beusoe, Desa Suak Bidok dan Pante Mutia.

Karena itu dalam program Upsus SIWAB tahun 2017 ini, Pemkab Aceh Barat melalui instansi tersebut memfokuskan pengembangan produksi ternak besar sapi di kawasan setempat dengan penyediaan bibit betina lokal sebagai Aseptor inseminasi buatan.

Dijelaskan, secara nasional program Upsus Siwab Kementrian Pertanian dengan target 4 juta ekor Akseptor IB, 3 juta ekor bunting, kemudian Provinsi Aceh ditargetkan memiliki 105.867 ekor Akseptor IB, 60.344 ekor bunting dan 6.500 ekor penanganan gangrep.

"Memang populasi ternak besar di daerah kita selama ini sudah cukup untuk konsumsi, tapi belum swasembada. Jumlah populasi tertinggi jeni ternak besar kerbau dan selama ini juga sudah ada yang bisa dijual ke kabupaten lain," sebutnya.

Lebih lanjut dikatakan, pola IB merupakan sistem perkawinan silang ternak besar sapi untuk memperbaiki genetik, meningkatkan produktivitas daging dengan meningkatkan jumlah populiasi ternak dalam sebuah daerah.

Said menjelaskan, sejak program bergulir sudah hampir 100 ekor sapi telah dilakukan perkawinan dengan suntik atau IB, dengan masa bunting 9 bulan ke depan akan terlihat bentuk baru ternak sapi dengan jenis yang dikehendaki oleh masyarakat petani.

Sapi Aceh jauh sebelumnya dikenal memiliki fisik dengan bobot badan cukup besar, namun saat ini rata-rata sapi Aceh dipelihara masyarakat dan petani hanya memiliki berat badan 250 kilogram hingga 300 kg.

"Diharapkan dengan upaya demikian akan meningkatkan perekonomian masyarakat petani dan tercukupinya kebutuhan protein hewani, sebagaimana target dari program pemerintah pusat," katanya menambahkan.

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017