Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Komisi I DPRA mengharapkan kehadiran pesawat militer Amerika Serikat yang mendarat darurat di Aceh agar tidak menjadikan masalah bagi hubungan Indonesia dengan negara adi daya tersebut.

"Kami berharap adanya pesawat militer AS di Aceh jangan menimbulkan masalah. Dan pesawat ini mendarat di Aceh karena keadaan darurat," kata Ketua Komisi I DPRA Abdullah Saleh di Blang Bintang, Aceh Besar, Jumat.

Pernyataan tersebut dikemukakan Abdullah Saleh di sela-sela inspeksi Komisi I DPRA ke pesawat militer AS di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar.

Dalam inspeksi tersebut, Komisi I DPRA juga bertemu dengan Komandan Pangkalan Landasan Udara (Danlanud) Sultan Iskandar Muda Kolonel Pnb Suliono dan Pelaksana General Manajer Bandara SIM Syaukani.

Menurut Abdullah Saleh, banyak anggapan masyarakat bahwa kehadiran pesawat tersebut memiliki misi tertentu. Pasalnya, pesawat tersebut sudah di Aceh sejak seminggu terakhir.

"Walau katanya satu dari empat mesin pesawat rusak, namun kita harus tetap waspada. Apalagi, kami dari Komisi I DPRA belum mendapat informasi detail apa yang diangkut pesawat tersebut," kata Abdullah Saleh.

Senada juga dikemukakan Wakil Ketua Komisi I Azhari Cage. Ia mengatakan, kehadiran pesawat militer asing tersebut harus tetap diwaspadai.

"Apalagi ini pesawat militer AS, negara dengan kemampuan teknologi tinggi. Sulit dipercaya untuk memperbaiki satu mesin pesawat butuh waktu lebih seminggu. Ini juga harus kita waspadai," ungkap dia.

Politisi Partai Aceh itu minta otoritas bandara mengawasi ketat mobilitas kru pesawat. Bisa jadi ada misi lain di balik rusaknya mesin pesawat militer tersebut.

"Bisa saja mereka menanam sesuatu alat di bandara. Lalu alat tersebut untuk memata-matai kita. Anggapan seperti ini juga berkembang di tengah masyarakat Aceh," kata dia.

Oleh karena itu, sebut Azhari Cage, Komisi I DPRA membidangi keamanan dan pertahanan melakukan inspeksi ke Bandara Sultan Iskandar Muda untuk mendapat akses informasi terkait pesawat militer AS tersebut.

Sementara itu, Danlanud Sultan Iskandar Muda Kolonel Pnb Suliono mengatakan, pesawat militer tersebut mendarat darurat pada Jumat 24 Maret silam sekitar pukul 13.20 WIB.

"Pesawat itu mendarat karena kegagalan satu dari empat mesinnya. Mesin nomor empat pesawat itu dilaporkan mengeluarkan api," kata dia.

Pesawat itu terbang dari pangkalan militer AS di Diego Garsia, kepulauan di Samudra Hindia menuju Kabena, Jepang. Pilot pesawat melaporkan kegagalan mesin kepada menara kontrol di Medan sekitar pukul 11.00 WIB.

"Rencana awal, pesawat mendarat di Kuala Lumpur. Namun, karena kondisi tidak memungkinkan, maka diambil alternatif bandara terdekat. Maka dipilihnya Bandara SIM tempat pesawat itu mendarat," kata dia.

Kolonel Pnb Suliono menyebutkan, perbaikan pesawat masih menunggu kiriman mesin. Sedangkan sebagian krunya sudah dikembalikan ke pangkalan mereka di Diego Gargia.

"Mereka juga aplaus mengawal pesawatnya. Saya juga memerintahkan anggota menjaga ketat pesawat tersebut. Hingga kini, kami tidak tahu apa di dalam pesawat itu karena tidak diizinkan masuk," kata Kolonel Pnb Suliono.

Pewarta: M Haris SA

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017