Obesitas menjadi pemicu masalah kesehatan di era modern seperti sekarang ini. Salah satu sebabnya adalah gaya hidup yang makin dimudahkan kecanggihan teknologi, sehingga kita jadi mager atau malas bergerak.

Pakar gizi dari Instalasi Pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Firlianita Ahdiyanti, S.Gz membagikan tips cara menurunkan berat badan 0,5-1 kg dalam satu minggu melalui pola makan dan aktivitas fisik rutin.

Firlianita mengingatkan orang-orang dengan obesitas maupun kelebihan berat agar mulai melakukan aktivitas fisik dan jangan hanya fokus pada mengurangi asupan makanan. Aktivitas fisik ini juga harus dilakukan teratur serta terukur.

Baca juga: Anda stres karena perubahan? Begini tips dari psikolog untuk menghadapinya

Berikut ini cara yang bisa Anda lakukan:
  • Aktivitas fisik teratur dan terukur sebanyak 3-5 kali dengan durasi minimal 150 menit per minggu.
  • Akitvitas yang bisa dilakukan misalnya jalan kaki, atau jalan cepat untuk bisa mencapai penurunan berat badan sekitar 0,5-1 kg dalam satu minggu.
  • Mengurangi 500 kalori per hari yang setara dua centong nasi dengan lauk satu potong ayam dan satu gelas kopi susu.
  • Mengurangi konsumsi makanan tinggi gula, lemak dan garam. Merujuk Kementerian Kesehatan, seseorang dalam sehari dianjurkan mengonsumsi maksimal 4 sendok makan gula, 1 sendok teh garam dan 5 sendok makan minyak atau 67 gram lemak.

"Kurangi 500 kalori selama misalnya target turun berat badan 4 kg, jadi targetnya dalam satu minggu harus turun sekitar 1 kg, itu harus rutin melakukan olahraga rutin 3-5 kali per minggu dengan durasi 150 menit per minggu artinya setiap kali olahraga itu bisa 40-45 menit minimal," ujar Firlianita.

Baca juga: Begini cara penggunaan aromaterapi untuk kurangi stres
 

Ciri obesitas
Orang dengan kelebihan berat badan perlu berhati-hati agar tak jatuh pada kondisi obesitas. Dia merujuk Kementerian Kesehatan mengatakan kelebihan berat badan ditandai dengan indeks massa tubuh (IMT) 23-25.

IMT ini didapatkan dengan membagi antara berat badan dalam satuan kg dengan tinggi badan dalam satuan meter yang dikuadratkan. Sebagai contoh, seseorang dengan berat badan 55 kg dan tinggi badan 153 cm, memiliki IMT sekitar 23,5 yang berarti sudah masuk kategori kelebihan berat badan.

"IMT 23,5 ini harus hati-hati, sudah masuk kategori kelebihan berat badan, jadi ada risiko menuju obesitas sehingga harus hati-hati," tutur dia.
 
Ilustrasi orang yang lelah ketika berolahraga (Pixabay)


Sementara itu, seseorang dikatakan masuk kategori obesitas tingkat 1 apabila IMT-nya berada pada angka 25-29,9 dan obesitas tingkat 2 apabila IMT-nya lebih dari 30.

"Orang dengan obesitas tingkat 1, masih bisa kita bantu pola makan dan aktivitasnya. Namun, orang dengan IMT di atas 30 atau bahkan 40 ke atas, itu biasanya sudah ada intervensi medik artinya obat-obatan yang diawasi dokter, tindakan operasi seperti bariatrik surgery," jelas Firlianita.

Obesitas, imbuh dia, bukan hanya tentang penampakan seseorang yang terlihat besar atau gemuk, tetapi sebenarnya sudah termasuk dalam kategori penyakit karena sudah banyak terjadi gangguan metabolisme di dalam tubuhnya, sehingga tidak bisa dibiarkan begitu saja namun memerlukan intervensi.

Baca juga: ERHA Ultimate jadi Dermabeauty Clinic pertama di Indonesia yang raih Sertifikat Akreditasi Paripurna
Baca juga: Tips kesehatan selama liburan akhir tahun, jaga makan agar tak kolesterol

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar gizi beri kiat turunkan berat badan lewat pola makan & aktivitas

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024