Pemerintah Provinsi Aceh melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) menargetkan sebanyak 102 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di provinsi itu bisa tumbuh menjadi BUMDes kategori maju pada 2024, dalam upaya menciptakan kemandirian perekonomian desa atau gampong.
“Target untuk maju sebanyak 102 BUMDes yang sudah kita bina klasternya, di tahun 2024 ini bisa menjadi BUMDes maju,” kata Kepala DPMG Aceh Zulkifli di Banda Aceh, Kamis.
BUMDes yang ingin ditingkatkan keterampilan menjadi maju tersebar di 23 kabupaten/kota di se Aceh. BUMDes ini dari 11 klaster usaha, mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, industri, perdagangan, keuangan, pariwisata, air bersih, pengolahan sampah, dan jasa.
Baca juga: 30 BUMDes di Aceh masuk kategori maju
Dalam dua tahun terakhir, kata Zulkifli, 102 BUMDes itu memang menjadi prioritas dari Pemprov Aceh melalui DPMG untuk pembinaan, sesuai kewenangan dan ketersediaan anggaran. Dengan harapan, tahun ini BUMDes ini bisa menjadi maju.
“Jadi dua tahun ini, kita fokus membina mereka, khusus untuk kewenangan provinsi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, ada beberapa hal akan dilakukan untuk meningkatkan BUMDes ini menjadi maju, mulai dari penyusunan rencana bisnis (business plan), pencatatan keuangan BUMDes, pemasaran, dan sisi lainnya dalam menggerakkan usaha. Langkah ini turut berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk mengedukasi BUMDes.
Karena, menurut dia, kelemahan BUMDes di Aceh saat ini yaitu belum memiliki rencana bisnis yang baik. Begitu juga dengan pencatatan dan pelaporan keuangan BUMDes, padahal BUMDes itu sudah berkontribusi bagi Pendapatan Asli Desa (PADes).
“Karena kalau pencatatan tidak baik, uang masuk banyak, tidak tercatat dengan baik sehingga dianggap (BUMDes) tidak maju-maju. Maka ini yang akan kita beri pelatihan, pembinaan,” ujarnya.
Ia menambahkan, BUMDes yang ditingkatkan menjadi maju ini merupakan BUMDes yang telah memiliki embrio. Salah satu contohnya, BUMDes pada dalam bidang air minum kemasan di Aceh, yang mana usaha ini sudah punya tempat, peralatan mesin, tapi terhambat pengurusan izin, dan lainnya,
“Sehingga tahun kemarin sudah kita selesaikan semua sehingga bisa berproduksi. Tapi ada hal lagi, seperti business plan belum jelas, arah pemasaran seperti apa, maka ini menjadi fokus kita,” ujarnya.
Data hingga tahun lalu, DPMG Aceh mencatat ada 6.247 BUMDes dari total 6.497 gampong di Aceh. Di antaranya, sebanyak 2.478 BUMDes berstatus rintisan, 3.308 BUMDes tumbuh, 461 BUMDes berkembang.
Sebelumnya, DPMG Aceh menyebut selama 2023, sebanyak 30 BUMDes di Aceh telah masuk dalam kategori maju. Hanya saja pihaknya belum menerima data penetapan secara resmi dari Kemendes PDT, termasuk rincian dan sebaran BUMDes itu.
“Saat ini sudah ada 30 BUMDes di Aceh yang bergerak ke maju. Kalau 2022 dulu belum ada, paling banyak itu BUMDes berkembang,” katanya.
Baca juga: Sambal ganja dan hajam stand BUMdes Abdya jadi pikat pengunjung PKA
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
“Target untuk maju sebanyak 102 BUMDes yang sudah kita bina klasternya, di tahun 2024 ini bisa menjadi BUMDes maju,” kata Kepala DPMG Aceh Zulkifli di Banda Aceh, Kamis.
BUMDes yang ingin ditingkatkan keterampilan menjadi maju tersebar di 23 kabupaten/kota di se Aceh. BUMDes ini dari 11 klaster usaha, mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, industri, perdagangan, keuangan, pariwisata, air bersih, pengolahan sampah, dan jasa.
Baca juga: 30 BUMDes di Aceh masuk kategori maju
Dalam dua tahun terakhir, kata Zulkifli, 102 BUMDes itu memang menjadi prioritas dari Pemprov Aceh melalui DPMG untuk pembinaan, sesuai kewenangan dan ketersediaan anggaran. Dengan harapan, tahun ini BUMDes ini bisa menjadi maju.
“Jadi dua tahun ini, kita fokus membina mereka, khusus untuk kewenangan provinsi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, ada beberapa hal akan dilakukan untuk meningkatkan BUMDes ini menjadi maju, mulai dari penyusunan rencana bisnis (business plan), pencatatan keuangan BUMDes, pemasaran, dan sisi lainnya dalam menggerakkan usaha. Langkah ini turut berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk mengedukasi BUMDes.
Karena, menurut dia, kelemahan BUMDes di Aceh saat ini yaitu belum memiliki rencana bisnis yang baik. Begitu juga dengan pencatatan dan pelaporan keuangan BUMDes, padahal BUMDes itu sudah berkontribusi bagi Pendapatan Asli Desa (PADes).
“Karena kalau pencatatan tidak baik, uang masuk banyak, tidak tercatat dengan baik sehingga dianggap (BUMDes) tidak maju-maju. Maka ini yang akan kita beri pelatihan, pembinaan,” ujarnya.
Ia menambahkan, BUMDes yang ditingkatkan menjadi maju ini merupakan BUMDes yang telah memiliki embrio. Salah satu contohnya, BUMDes pada dalam bidang air minum kemasan di Aceh, yang mana usaha ini sudah punya tempat, peralatan mesin, tapi terhambat pengurusan izin, dan lainnya,
“Sehingga tahun kemarin sudah kita selesaikan semua sehingga bisa berproduksi. Tapi ada hal lagi, seperti business plan belum jelas, arah pemasaran seperti apa, maka ini menjadi fokus kita,” ujarnya.
Data hingga tahun lalu, DPMG Aceh mencatat ada 6.247 BUMDes dari total 6.497 gampong di Aceh. Di antaranya, sebanyak 2.478 BUMDes berstatus rintisan, 3.308 BUMDes tumbuh, 461 BUMDes berkembang.
Sebelumnya, DPMG Aceh menyebut selama 2023, sebanyak 30 BUMDes di Aceh telah masuk dalam kategori maju. Hanya saja pihaknya belum menerima data penetapan secara resmi dari Kemendes PDT, termasuk rincian dan sebaran BUMDes itu.
“Saat ini sudah ada 30 BUMDes di Aceh yang bergerak ke maju. Kalau 2022 dulu belum ada, paling banyak itu BUMDes berkembang,” katanya.
Baca juga: Sambal ganja dan hajam stand BUMdes Abdya jadi pikat pengunjung PKA
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024