Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh berkomitmen untuk menghentikan laju deforestasi di Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil yang terus meluas setiap tahunnya, beberapa langkah mulai dilakukan.

"Kita sedang merencanakan upaya penyelesaian, tapi para pihaknya akan kita satukan pemahaman dan komitmen dulu," Kata Kepala BKSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata, di Banda Aceh, Sabtu.

Ujang menjelaskan, saat ini BKSDA Aceh sedang menyatukan komitmen bersama jajaran Polda, Gakkum, dan mitra terkait lainnya di Aceh supaya penyelesaian yang dilakukan nantinya berjalan komprehensif. 

"Mohon dukungannya dan mohon maaf tidak semua informasi bisa kami sampaikan terkait strategi yang sedang dibangun, supaya nantinya dapat berjalan agar mulus," ujarnya. 

Dalam kesempatan ini, Ujang juga memberikan respon terkait adanya aksi warga sipil yang tergabung dalam Aliansi Keadilan Lingkungan (AKaL) ke BKSDA untuk menuntut penindakan terhadap pelaku perambahan di SM Rawa Singkil.

Menurut dia, aksi yang dilakukan pada Kamis (7/3) kemarin, merupakan bentuk dukungan positif kepada BKSDA Aceh dan pemangku kepentingan yang lain.

"Itu positif, dukungan untuk kami dan pihak terkait melakukan upaya penyelesaian permasalahan kawasan," kata Ujang. 

Untuk diketahui, berdasarkan data Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) deforestasi di SM Rawa Singkil dalam lima tahun terakhir sejak 2019-2023 telah mencapai  1.748 hektare.

Angka deforestasi di rumah terakhir orangutan itu pun semakin meningkat tajam setiap tahun, yakni 28 hektare pada 2019, naik 43 hektare 2020, 165 hektare 2021, 716 hektare 2022, jumlahnya semakin meningkat pada 2023 mencapai 832 hektare.

Baca juga: Warga seruduk BKSDA, tuntut penindakan perambah SM Rawa Singkil

Pewarta: Nurul Hasanah

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024