Masjid Tuha Indrapuri yang sebelumnya candi Kerajaan Hindu di Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, dipadati jamaah dari berbagai daerah maupun luar negeri pada Ramadhan 1445 Hijriah atau 2024 Masehi.

"Selama bulan puasa Ramadhan ini, Masjid Tuha Indrapuri, dipadati jamaah. Jamaah tidak hanya warga sekitar, tetapi juga dari daerah lain, termasuk ada juga dari Malaysia," kata Syaifuddin Sarong (62), marbot, Masjid Tuha Indrapuri, di Aceh Besar, Selasa.

Masjid Tuha Indrapuri berada di Pasar Indrapuri, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar. Masjid dengan arsitektur bangunan mirip candi Hindu yang terbuat dari kayu tersebut berjarak 26 kilometer dari Kota Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh.

Syaifuddin Sarong sudah lima tahun menjadi marbot di masjid tersebut. Tugasnya membersihkan masjid berusia ratusan tahun tersebut. Masjid Tuha Indrapuri ini kini masuk situs cagar budaya pemerintah.

Menurut Syaifuddin Sarong, Masjid Indrapuri memiliki kapasitas 500-an jamaah. Masjid tersebut dipadati jamaah pada saat shalat tarawih setiap malam maupun shalat jumat.

"Kalau shalat tarawih, kepadatan masjid tidak sampai meluber ke luar masjid, tetapi selalu ramai dengan jamaah. Pada shalat jumat, jamaah meluber ke luar masjid," kata Syarifuddin Sarong menyebutkan.

Baca juga: Masjid Agung Jantho dapat wakaf tempat wudhu

Adapun kegiatan selama bulan puasa selain shalat lima waktu, juga ada shalat tarawih, tadarus, pesantren kilat, buka puasa bersama dari berbagai dayah atau pesantren di sekitar rumah ibadah tersebut.

"Kegiatan keagamaan seperti pesantren kilat dan buka puasa bersama biasanya diramaikan pelajar madrasah dan santri dari berbagai dayah di Kabupaten Aceh Besar," kata Syaifuddin Sarong.

Muhajir Al Fairusy, antropolog yang juga dosen Sekolah Tinggi Islam Negeri (STAIN) Tgk Dirundeng, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat menyatakan sejarah mencatat bangunan Masjid Tuha Indrapuri adalah candi. Bangunan candi tersebut tidak bisa dipisahkan dari sejarah Hindu.

"Sejahtera menyebutkan bangunan candi ini masuk wilayah Kerajaan Lamuri di Aceh Besar. Lamuri ini merupakan kerajaan sebelum adanya Kesultanan Aceh," katanya.

Muhajir memperkirakan bangunan tersebut ada sejak Abad ke-7 dan kemudian dijadikan masjid di masa Kesultanan Aceh dijabat Sultan Iskandar Muda pada 1607-1636 Masehi. 

Masjid Tuha Indrapuri pernah menjadi tempat pengukuhan Sultan Muhammad Daudysah, sultan atau raja terakhir Kesultanan Aceh pada 1878 Masehi.

"Selain candi dan masjid, ada versi lainnya menyebutkan bangunan Masjid Tuha Indrapuri tersebut ada benteng pertahanan semasa penjajahan Portugis," kata Muhajir menjelaskan.

Menurut Muhajir, bangunan seperti Masjid Tuha Indrapuri tersebut juga pernah tercatat ada di Indrapurwa, sekarang di kawasan Peukan Bada. Kabupaten Aceh Besar. Namun, sekarang ini bangunannya tidak ada lagi 

"Jadi, ini perlu penelitian lebih lanjut, apakah bangunan Masjid Tuha Indrapuri tersebut candi atau benteng. Namun, itu tidak perlu diperdebatkan, yang terpenting sekarang ini, bagaimana merawat dan melestarikan bangunan sejarah ini untuk diwariskan kepada generasi berikutnya," kata Muhajir Al Fairusy.

Baca juga: Begini efek sering berkumur dengan antiseptik terhadap mulut kita saat Ramadhan

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024