Meulaboh (ANTARA Aceh) - Sekda Aceh Barat Bukhari menyatakan, harga daging pada "meugang" (hari motong) menjelang puasa Ramadhan 1438 Hijriah sulit dikendalikan hingga mencapai Rp170.000/Kg karena ternak disembelih sangat berkualitas.

Ia menyatakan di Meulaboh, Rabu, Pemerintah daerah sulit mengendalikan harga daging yang dijual di pasar setelah proses penyembelihan ternak yang dilakukan secara serentak pada pagi Kamis (25/5).

"Bukan tidak melaksanakan imbaun Gubernur Aceh, tapi sulit menerapkan, karena kenaikan harga daging sudah menjadi tradisi, apalagi ternak untuk meugang daerah kita betul-betul berkualitas sehingga mahal," katanya.

Ia menyampaikan, kondisi permainan harga pasar terhadap daging pada momen-momen sakral demikian sangat sulit diprediksi bisa bertahan, malahan saat harga di pagi mahal, kemudian saat siang harga daging justru jatuh hingga Rp100.000/Kg.

Ketetapan pemerintah mengharuskan harga jual daging meugang lokal paling tinggi Rp130.000/Kg, sementara untuk daging impor seharga Rp80.000/Kg, harga demikian masih sama dengan kondisi harga daging di Aceh Barat selama ini.

Hanya saat momen sakral menyambut puasa, dan dua lebaran setiap tahunnya, gejolak harga daging terjadi di pasar, karena hal demikian juga sudah menjdi tradisi yang sulit dihilangkan dari budaya beli maupun dari budaya pedagang sendiri.

"Pedagang pun belum tentu akan mendapat banyak keuntungan, sebab daging mereka jual adalah daging baru dan berkualitas, bila tidak habis laku terjual maka tidak dibekukan seperti daging impor. Harga ternak mereka belipun tergolong mahal," sebutnya.

Lebih lanjut dikatakan, dalam momen sakral bagi umat Islam di Aceh khususnya sangat ironis apabila tidak membeli daging pada hari meugang, terutama masyarakat pedalaman yang pola budayanya masih cenderung tradisional.

Meskipun demikian kata Sekda Bukhari, Pemkab Aceh Barat telah membentuk tim untuk melakukan pemantauan harga di pasar, untuk memastikan harga jual daging nantinya tidak begitu drastis karena memberatkan masyarakat.

Selain itu, tim tersebut juga akan memantau ketersediaan dan perkembangan harga kebutuhan pokok penting dan strategis di Aceh Barat, hal demikian sebagai upaya untuk stabilisasi harga selama puasa Ramadhan hingga Lebaran 2017.

"Untuk tim tim telah terbentuk, mereka akan rutin memantau terhadap ketersediaan bahan pokok, bila ada kenaikan harga sembako akan ada pihak yang turun langsung melakukan intervensi di pasar," katanya menambahkan.

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017