Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan sebanyak 210 warga di Kota Subulussalam terdampak banjir dengan ketinggian air hingga 50 centimeter yang dipicu curah hujan tinggi.
“Kondisi terakhir air masih menggenangi rumah warga,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBA Fadmi Ridwan di Banda Aceh, Sabtu.
Ia menjelaskan bencana banjir di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam itu mulai terjadi pada Sabtu (4/5) sekitar pukul 01.00 WIB.
Menurut dia, peristiwa banjir dengan ketinggian air mulai 20-50 centimeter itu terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang di wilayah Kota Subulussalam.
Dampaknya membuat rumah warga di Desa Namo Buaya terendam, dengan korban terdampak sebanyak 210 jiwa dalam 50 kepala keluarga (KK) dan tidak ada laporan korban jiwa.
Menurut Fadmi, BPBD Subulussalam telah menyiagakan tim reaksi cepat untuk tetap berada di lokasi banjir untuk memantau ketinggian banjir, sekaligus berkoordinasi dengan pihak perangkat gampong dan instansi terkait.
Sementara itu, Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Putri Rizki Afriza menyebut dalam beberapa hari ke depan, warga wilayah barat selatan Aceh diminta agar tetap mewaspadai potensi banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya yang dipicu hujan intensitas tinggi.
“Waspada untuk masyarakat di wilayah barat selatan Aceh karena masih dapat terjadi hujan sedang hingga lebat yang dpt disertai kilat petir dan juga angin kencang yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor,” katanya.
Ia menjelaskan potensi curah hujan ini dipicu aktifnya beberapa fenomena cuaca di wilayah Indonesia bagian barat seperti MJO fase tiga, gelombang kelvin, shearline dan konvergensi, serta hangat suhu permukaan laut di wilayah Samudera Hindia Bagian Barat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Aceh.
Beberapa daerah dengan potensi hujan hingga lebat itu yakni Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Jaya, Aceh Barat, Subulussalam, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, dan Pidie.
“Waspada potensi bencana banjir, tanah longsor, angin kencang dan lainnya akibat hujan lebat yang terus - menerus maupun dengan durasi lama,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
“Kondisi terakhir air masih menggenangi rumah warga,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBA Fadmi Ridwan di Banda Aceh, Sabtu.
Ia menjelaskan bencana banjir di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam itu mulai terjadi pada Sabtu (4/5) sekitar pukul 01.00 WIB.
Menurut dia, peristiwa banjir dengan ketinggian air mulai 20-50 centimeter itu terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang di wilayah Kota Subulussalam.
Dampaknya membuat rumah warga di Desa Namo Buaya terendam, dengan korban terdampak sebanyak 210 jiwa dalam 50 kepala keluarga (KK) dan tidak ada laporan korban jiwa.
Menurut Fadmi, BPBD Subulussalam telah menyiagakan tim reaksi cepat untuk tetap berada di lokasi banjir untuk memantau ketinggian banjir, sekaligus berkoordinasi dengan pihak perangkat gampong dan instansi terkait.
Sementara itu, Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Putri Rizki Afriza menyebut dalam beberapa hari ke depan, warga wilayah barat selatan Aceh diminta agar tetap mewaspadai potensi banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya yang dipicu hujan intensitas tinggi.
“Waspada untuk masyarakat di wilayah barat selatan Aceh karena masih dapat terjadi hujan sedang hingga lebat yang dpt disertai kilat petir dan juga angin kencang yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor,” katanya.
Ia menjelaskan potensi curah hujan ini dipicu aktifnya beberapa fenomena cuaca di wilayah Indonesia bagian barat seperti MJO fase tiga, gelombang kelvin, shearline dan konvergensi, serta hangat suhu permukaan laut di wilayah Samudera Hindia Bagian Barat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Aceh.
Beberapa daerah dengan potensi hujan hingga lebat itu yakni Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Jaya, Aceh Barat, Subulussalam, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, dan Pidie.
“Waspada potensi bencana banjir, tanah longsor, angin kencang dan lainnya akibat hujan lebat yang terus - menerus maupun dengan durasi lama,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024