Forum Komunitas Pegiat Literasi Aceh (FKPLA) mengusulkan kepada Pemerintah Aceh agar warung kopi memiliki perpustakaan mini guna meningkatkan minat baca masyarakat.
"Di warung-warung kopi saya rasa perlu ada perpustakaan mini, walaupun saat ini beberapa warung kopi sudah menyediakan, tetapi perlu ditambah koleksi-koleksinya," kata Ketua FKPLA Hayatullah Pase di Banda Aceh, Rabu.
Ia mengatajan kehadiran taman baca atau perpustakaan mini di warkop merupakan siasat yang bisa digunakan oleh Pemerintah Aceh jika ingin menumbuhkan budaya baca di kalangan masyarakat.
"Masyarakat kita saat ini mungkin duduk khusus untuk baca buku itu masih agak kesulitan, kebiasaan harus ada kopi dan segala macam. Jadi, ini bisa jadi upaya untuk meningkatkan minat baca," ujarnya.
Selain itu, Hayatullah juga mengusulkan Pemerintah Aceh perlu meningkatkan jumlah taman baca di ruang publik yang sering diakses masyarakat. Penting, mengingat akses terhadap buku di ibu kota provinsi Aceh saat ini belum cukup memadai.
"Meskipun Pemerintah Aceh sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya menghadirkan perpustakaan keliling ke ruang publik seperti Blang Padang, tapi masih perlu ditambah jumlahnya," katanya.
Dalam kesempatan ini, dirinya juga mengajak Pemerintah Aceh untuk melibatkan komunitas pegiat literasi yang tersebar di seluruh Aceh sebagai upaya meningkatkan minat baca dan literasi.
"Untuk meningkatkan literasi, pemerintah juga perlu mendukung komunitas literasi yang ada dengan melibatkan mereka dalam kegiatan yang berhubungan dengan literasi, agar tetap hidup komunitasnya," ujarnya.
Menurutnya, kehadiran komunitas pegiat literasi Aceh secara tidak langsung dapat mendukung pemerintah dalam upaya menumbuhkan budaya baca masyarakat.
"Secara kasat mata kita lihat saat ini, komunitas literasi di Aceh semakin bertambah banyak. Ini pertanda mulai tumbuh minat baca sehingga perlu dukungan pemerintah," demikian Hayatullah Pasee.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Di warung-warung kopi saya rasa perlu ada perpustakaan mini, walaupun saat ini beberapa warung kopi sudah menyediakan, tetapi perlu ditambah koleksi-koleksinya," kata Ketua FKPLA Hayatullah Pase di Banda Aceh, Rabu.
Ia mengatajan kehadiran taman baca atau perpustakaan mini di warkop merupakan siasat yang bisa digunakan oleh Pemerintah Aceh jika ingin menumbuhkan budaya baca di kalangan masyarakat.
"Masyarakat kita saat ini mungkin duduk khusus untuk baca buku itu masih agak kesulitan, kebiasaan harus ada kopi dan segala macam. Jadi, ini bisa jadi upaya untuk meningkatkan minat baca," ujarnya.
Selain itu, Hayatullah juga mengusulkan Pemerintah Aceh perlu meningkatkan jumlah taman baca di ruang publik yang sering diakses masyarakat. Penting, mengingat akses terhadap buku di ibu kota provinsi Aceh saat ini belum cukup memadai.
"Meskipun Pemerintah Aceh sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya menghadirkan perpustakaan keliling ke ruang publik seperti Blang Padang, tapi masih perlu ditambah jumlahnya," katanya.
Dalam kesempatan ini, dirinya juga mengajak Pemerintah Aceh untuk melibatkan komunitas pegiat literasi yang tersebar di seluruh Aceh sebagai upaya meningkatkan minat baca dan literasi.
"Untuk meningkatkan literasi, pemerintah juga perlu mendukung komunitas literasi yang ada dengan melibatkan mereka dalam kegiatan yang berhubungan dengan literasi, agar tetap hidup komunitasnya," ujarnya.
Menurutnya, kehadiran komunitas pegiat literasi Aceh secara tidak langsung dapat mendukung pemerintah dalam upaya menumbuhkan budaya baca masyarakat.
"Secara kasat mata kita lihat saat ini, komunitas literasi di Aceh semakin bertambah banyak. Ini pertanda mulai tumbuh minat baca sehingga perlu dukungan pemerintah," demikian Hayatullah Pasee.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024