Meulaboh (ANTARA Aceh) - Komunitas Peduli Keselamatan Bersama (KPKB) Aceh Barat mengingatkan kepada pengendara untuk berhati-hati saat melewati jalur darat lintas barat selatan Provinsi Aceh itu karena banyak berkeliaran ternak besar di jalan raya.

Ketua KPKB Aceh Barat Rahmad Ozer di Meulaboh, Rabu, mengatakan, kondisi tersebut penting untuk diketahui masyarakat sebab jalur darat lintas pesisir barat selatan Aceh ini diprediksi padat pada H-2 lebaran Idul Fitri 1438 Hijriah.

"Kami mengimbau masyarakat yang mudik atau pulang kampung melalui jalur darat pesisir barat selatan Aceh hati-hati, sebab banyak ternak di jalan raya, bahkan juga masih ada jalanan berlubang pada titik-titik lintasan sering longsor seperti di Aceh Jaya," sebutnya.

Rahmad menyatakan, lintasan barat selatan Aceh meliputi wilayah Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Jaya hingga ke Kota Banda Aceh ibu Kota Provinsi Aceh terhubung jalur darat.

Keberadaan ternak besar banyak berkeliaran di jalan raya mulai dari Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Jaya hingga ke Banda Aceh. Di lintasan tersebut kerap terjadi kecelakaan lalu lintas karena tertabrak ternak besar Sapi dan Kerbau.

Lintas dari Meulaboh (Aceh Barat) menuju ibu kota Provinsi Aceh hanya 245 kilometer, jarak tersebut normalnya bisa ditempuh kendaraan dengan waktu paling cepat empat jam, akan tetapi dengan kondisi jalan saat ini hanya bisa tembus sampai lima jam.

"Barang kali banyak warga Aceh Barat berada di luar daerah sudah lama tidak pulang kampung untuk berbagai kegiatan, namun ketika saat ini pulang ke kampung mengunakan lintas tersebut mungkin sudah lupa dengan kondisi medan jalan," imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan, pascagempa dan tsunami 2004, jalan lintas darat barat selatan Aceh sudah sangat bagus karena dibantu negara asing, tapi persoalan ternak itu memang sejak dari dulu menjadi masalah.

Terlebih lagi kondisi saat ini di beberapa titik ruas badan jalan nasional untuk lintas provinsi sudah ditemukan bergelombang dan berbahaya untuk kendaraan melaju di atas kecepatan 50 km/jam, seperti di lintas jalan Desa Suak Nie, Aceh Barat.

Rahmad yang hampir setiap hari pulang pergi dari Meulaboh ke Banda Aceh, bahkan berkeliling ke seluruh Aceh dalam satu kegiatan sosialnya bisa membedakan kondisi fisik badan jalan antara wilayah utara dan timur Aceh dengan wilayah barat selatan Aceh.

Dalam kondisi demikian, ia hanya berpesan agar masyarakat waspada saat berkendara, apalagi bila mudik pada jam malam, tidak menutup kemungkinan selain ternak juga ada hama babi keluar dari semak-semak menyeberang jalan.

"Ketika mobil dikecepatan 50 km/jam, terasa bergoyang-goyang seakan mobil melompat, karena jalan adonan aspal panas (hotmix) itu sudah bergelombang. Dulu sudah pernah diperbaiki, nah sekarang kejadian lagi karena lahannya rawa gambut," katanya menambahkan.

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017