Kementerian Pertanian (Kementan) RI membantu alat dan mesin pertanian (alsintan) berupa traktor aebanyak 38 unit untuk meningkatkan produktivitas petani Kabupaten Aceh Selatan.

Penjabat Bupati Aceh Selatan Cut Syazalisma di Aceh Selatan, Kamis, mengatakan alsintan bantuan Kementerian Pertanian tersebut terdiri 25 unit traktor roda dua dan 13 unit traktor roda empat.

"Alsintan prapenen tersebut dari Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian Kementan RI yang bersumber dari APBN tahun anggaran 2024," kata Cut Syazalisma

Ia menyebutkan bantuan tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas petani. Dengan adanya alsintan, dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya produksi petani dalam mengolah tanah pertanian.

"Kami terus mengupayakan alat mesin pertanian, baik untuk prapenen maupun panen, sehingga produktivitas petani di Kabupaten Aceh Selatan bisa meningkatkan. Peningkatan produktivitas tersebut berdampak pada peningkatan ekonomi petani," kata Cut Syazalisma.

Selain itu, pemerintah daerah juga mengupayakan peningkatan indeks tanam dan luas tanam. Peningkatan indeks dan luas tanam merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan.

"Nantinya, traktor bantuan Kementan ini dikelola Brigade Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Selatan. Kami berharap petani dapat memanfaatkan keberadaan alsintan ini dengan sebaik-baiknya dalam mewujudkan swasembada pangan di Kabupaten Aceh Selatan," kata Cut Syazalisma.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Selatan Nyaklah menyatakan pihaknya menargetkan produksi padi di Kabupaten Aceh Selatan sebanyak 39,7 ribu ton pada 2024 dengan produktivitas sebesar 4,55 ton per hektare

"Target produksi padi di Kabupaten Aceh Selatan pada tahun ini hampir sama dari tahun sebelumnya. Target tahun ini sebesar 39,7 ribu ton," kata Nyaklah menyebutkan.

Luas areal persawahan di Kabupaten Aceh Selatan mencapai 7.461 hektare yang tersebar di 18 kecamatan. Wilayah yang memiliki areal persawahan terluas di antaranya Kluet Raya, Labuhanhaji Raya, dan Trumon Raya.

Terkait kendala produksi, Nyaklah menyebutkan ada beberapa persoalan yang menghambat upaya-upaya peningkatan produktivitas padi. Di antara masih terbatasnya alat dan mesin pertanian yang menjadi penunjang produksi.

Selain itu, juga persoalan jaringan irigasi, sehingga pengairan areal persawahan tidak merata. Solusi untuk pengairan yang terkendala dengan jaringan irigasi bisa dilakukan dengan pompanisasi.

"Kami mengharapkan dukungan pemerintah pusat dan provinsi mengatasi kendala-kendala tersebut, sehingga produktivitas padi bisa menjadi lebih maksimal," kata Nyaklah.
 

Pewarta: Risky Hardian Saputra

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024