Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banda Aceh terus menyosialisasikan secara masif kepada kelompok remaja di daerah itu dalam upaya pencegahan penularan kasus penderita HIV AIDS yang terus menunjukkan peningkatan di wilayah ibukota Provinsi Aceh itu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Banda Aceh Supriyadi di Banda Aceh, Jumat, mengatakan pihaknya mencatat penderita HIV AIDS di Banda Aceh sudah mencapai 441 kasus, terhitung sejak tahun 2008 hingga Mei 2024.

“Dari laporan yang kita dapatkan, sebagian besar penularan dari penyimpangan perilaku seksual yang berisiko, terutama LSL (laki-laki seks laki-laki),” katanya.

Baca: DPRK desak Pemko serius tangani kasus HIV/AIDS di Banda Aceh

Ia menjelaskan, perkembangan kasus penderita HIV AIDS di Banda Aceh terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Data sejak 2008-2020, penderita HIV AIDS paling tinggi hanya 10 kasus per tahun. 

Peningkatan kasus mulai terjadi pada 2021 yang mencapai 84 kasus, tahun 2022 sebanyak 88 kasus, tahun 2023 sebanyak 140 kasus, serta hingga Mei 2024 sebanyak 68 kasus. Para penderita umum laki-laki dengan rentang usia 19-30 tahun.

“Ini semua merupakan kasus baru, laporan per tahun. Jadi HIV tidak ada sembuh, yang ada hanya penambahan (kasus, red),” ujarnya.
Peningkatan angka kasus penderita HIV AIDS di Banda Aceh juga dinilai seiring meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

Oleh karena itu, Dinkes Banda Aceh juga gencar sosialisasi kepada remaja siswa, mahasiswa dan pemeriksaan kepada kelompok rentan, sebagai upaya penanggulangan dan pencegahan penularan kasus HIV AIDS.

“Kita sosialisasi sekaligus pemeriksaan screening. Apabila reaktif, maka dirujuk untuk melakukan pemeriksaan penegakan diagnosa. Kalau positif, maka disarankan berobat secara rutin, minum obat seumur hidup,” ujarnya.

Ia menambahkan, bagi warga yang sudah terlanjur melakukan penyimpangan seks berisiko maka diminta untuk segera melakukan pemeriksaan kesehatan, dan juga diharapkan tidak mengulangi lagi perilaku tersebut.

Baca: Delapan warga Aceh Barat terinfeksi HIV/AIDS, termasuk sepasang pasutri

“Kalau pun memang positif, segera konseling, pemeriksaan dan berobat, kita melakukan pendampingan. Saran kita agar tidak melakukan lagi perilaku seksual berisiko ke orang lain supaya tidak menularkan ke yang lainnya,” ujarnya.

Selain menular melalui penyimpangan seks berisiko, kata Supriyadi, virus HIV AIDS juga dapat menular dari dari ibu ke anak melalui Air Susu Ibu (ASI), serta serangkaian prosedur medis yang tidak sesuai ketentuan seperti saat operasi, transfusi darah, cuci darah dan lainnya.

“Tapi untuk prosedur medis, dengan adanya akreditasi sekarang, seperti sudah sangat jarang terjadi. Yang paling berisiko dan banyak laporan kita terima adalah dari perilaku seksual berisiko, dan ada juga yang menularkan ke istrinya, dan istri menularkan ke anak,” ujarnya.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024