Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Barat Daya melakukan kunjungan ke dua Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) yang beroperasi di Kabupaten Abdya, pada Selasa.

Kunjungan ini dipimpin oleh Ketua Apkasindo Abdya Muslim Hasan yang bertujuan untuk mengklarifikasi terkait penurunan harga pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di daerah itu.

Saat ini, Muslim menjelaskan harga TBS di Abdya mengalami penurunan dari Rp2.080 per kilogram menjadi menjadi Rp2.020 per kilogram.

“Penyebabnya adalah meningkatnya produksi TBS di lahan masyarakat, yang menyebabkan antrian truk pengangkut buah di pabrik terpaksa bermalam hingga 2-3 hari di pabrik,” ujarnya.

Dua pabrik yang dikunjungi yaitu PT Mon Jambe di Kuala Batee dan PT Samira Makmur Sejahtera (PT SMS) di Babahrot. Kedua pabrik ini memiliki alasan yang sma terkait tren penurunan harga TBS kelapa sawit.

Beberapa penyebab turun harga TBS kelapa sawit yaitu karena kondisi panen TBS berlebihan (over supply). Kondisi panen yang melimpah menyebabkan antrean mobil pengangkut TBS di pabrik mencapai dua hingga tiga hari. 

Akibatnya, lanjut dia, keasaman TBS meningkat dan rendemen crude palm oil/CPO menurun hingga rata-rata 17,5 persen. Begitu juga dengan perlakuan panen buah yang belum sesuai.

"Banyak buah masih mengkal dan mentah karena perlakuan panen yang sebagian belum sesuai. Hal ini juga berdampak pada rendemen CPO. Ditambah lagi adanya buah pasir (2-4 kg/tandan) juga mempengaruhi rendemen,” ujarnya.

Kemudian, lanjut dia, kondisi cuaca juga berpengaruh terhadap rendemen. Pengusaha pabrik bersedia membeli TBS dengan harga lebih tinggi jika rendemen CPO yang dihasilkan juga lebih tinggi. 

Bahkan, PT SMS pernah membeli TBS di atas ketetapan pemerintah karena rendemannya tinggi.

"Tugas kita sebagai Apkasindo dan petani adalah memperkuat kemitraan dengan PMKS. Penguatan kemitraan melibatkan kerjasama dalam pengelolaan kebun yang baik dan benar, sehingga dapat menghasilkan TBS dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik,” ujarnya.

Saat ini, lanjut dia, kemitraan terjadi hanya antara PMKS dan agen - agen.  Namun, ke depan, perlu diubah secara bertahap agar kemitraan pabrik tidak hanya dengan pengumpul, tetapi juga langsung dengan para kelompok tani sawit sendiri.

"Buka hanya kontrak buah semata. Jika perlu, kita dapat mengontrak rendemen dengan PMKS," katanya.

Baca juga: Harga TBS sawit wilayah timur Aceh mulai naik, cek harganya

Pewarta: Suprian

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024