Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel menyatakan bahwa inovasi nilam oleh Atsiri Research Center (ARC) Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh bisa jadi percontohan untuk perguruan tinggi lainnya.

"Ini menjadi salah satu contoh terbaik (inovasi nilam), bagaimana kampus mengembangkan inovasi riset," kata Ina Lepel, di Banda Aceh, Jumat.

Pernyataan itu disampaikan Ina Lepel dalam kunjungan kerja dan diskusi informal bersama civitas akademika dan Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

Ina mengatakan, inovasi nilam yang dilakukan ARC USK Banda Aceh ini sudah menghasilkan banyak produk yang berkualitas dan mengagumkan, seperti parfum, kosmetik, hand sanitizer dan lainnya.

Bahkan, inovasi kampus ini telah menyediakan produk komersial yang dapat menjadi income bagi universitas sendiri, dan ini merupakan salah satu contoh keberhasilan.

"Tadi saya melihat dan mencoba sendiri, produk dari patchouli di USK store. Sungguh mengagumkan, produk komersial semacam itu bisa dihasilkan oleh universitas," ujarnya.

Dirinya menuturkan, selama ini Jerman membeli patchouli dari India, Bahkan, baru diketahui bahwa nilam yang dibeli mereka ke India juga berasal dari Indonesia, khususnya Aceh sebagai penghasil nilam terbaik.

Karena itu, dirinya bakal mengupayakan berkomunikasi dengan perusahaan di negaranya untuk menjalin hubungan perdagangan sektor nilam dengan Indonesia.

"Saya akan mencoba melakukan pembicaraan tentang kemungkinan kolaborasi antara perusahaan Jerman dan Indonesia terkait perdagangan patchouli," kata Ina Lepel.

Sebagai informasi, ARC USK Banda Aceh saat ini juga sedang bekerjasama dengan Fraunhofer Institute Jerman dalam mengembangkan produk skincare dan kosmetika dari minyak nilam. 

Selain itu, produk-produk inovasi nilam USK juga sudah mengikuti expo inovasi terbesar dunia di Hannover Messe pada Mei 2023 lalu.

Dalam kesempatan ini, Wakil Rektor I USK, Agussabti mengucapkan terima kasih kepada Duta Besar Jerman atas kunjungannya, dan USK siap bekerjasama dengan Jerman dalam berbagai bidang. Apalagi banyak dosen USK merupakan alumni dari berbagai universitas ternama di Jerman.

Kata dia, USK memiliki 12 Fakultas dan lebih dari 140 prodi dengan 34 ribu mahasiswa dan sekitar 1.700 dosen, dan ini merupakan potensi besar untuk bisa melaksanakan berbagai program kerjasama antara dua negara.

"USK siap bekerjasama dalam kolaborasi pendidikan, penelitian, inovasi dan bisnis dengan berbagai institusi Jerman di masa yang akan datang," demikian Agussabti.


Baca juga: ARC USK bawa 20 pakar bina petani nilam di Aceh Besar

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024