Bank Indonesia Provinsi Aceh telah meraih pencatatan rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) memasak bubur atau kulak Asyura dengan belanga terbesar, yang melibatkan masyarakat Banda Aceh dalam rangkaian kegiatan Sambot Muharram Raya.

Senior Manager MURI Triono di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan pihaknya telah melakukan verifikasi sebuah kegiatan tradisi di tengah masyarakat Aceh dalam rangka menyambut bulan Muharram atau tahun baru Islam, yaitu proses memasak bubur Asyura.

"Dan sesuatu yang sangat unitnya, yaitu belanga sangat besar, ukuran 2,5 meter, dan dalam catatan MURI, itu belum pernah ada," kata Triono.

Triono mengatakan rekor MURI yang terpecahkan tersebut dalam kategori memasak bubur Asyura di belanga terbesar dengan diameter 2,5 meter. 

Ia juga mengukur secara langsung ukuran belanga tersebut di sela-sela para ibu-ibu dari Gampong Ie Masen Kayee Adang, Banda Aceh tersebut memasak. Bahkan, ukuran belanga mencapai 2,6 meter.

"Saat kita verifikasi ukurannya tidak boleh kurang," ujarnya.

Proses memasak bubur Asyura di belanga terbesar tersebut berlangsung di kawasan Masjid Raya Baiturrahman, yang memang telah ditetapkan menjadi kawasan ekosistem digital.

Penyerahan rekor MURI memasak bubur Asyura di belanga terbesar itu diserahkan langsung oleh Triono pada Sabtu, malam, kepada Kepala Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto dan juga Pj Wali Kota Banda Aceh yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Banda Aceh Fadhil. 

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto mengatakan pihaknya sangat bersyukur dapat menyambut tahun baru Islam dengan menggelar Sambot Muharram Raya di Majid Raya Baiturrahman.

Lazimnya di Aceh, kata Rony, secara khusus masyarakat menyambut bulan Muharram tersebut dengan memasak bubur Asyura, lalu bubur tersebut disajikan untuk disantap secara bersama-sama.

"Hari ini dimasak dengan belanga yang luar biasa besar. Ini jadi simbol untuk persatuan, membuat bubur secara bersama-sama yang kemudian akan dinikmati juga secara bersama-sama," ujarnya.

Di sisi lain, Rony menyebut, Sambot Muharram Raya tersebut digelar juga sebagai upaya mengakselerasi peningkatan penggunaan sistem pembayaran secara digital di Aceh.

"Jadi kami memang sengaja bikin acara ini sentral di Masjid Raya Baiturrahman. Karena digital itu tidak hanya kemudahan untuk bertransaksi belanja, tapi juga Insya Allah membuat sedekah lebih berkualitas," ujarnya.

Baca juga: BI fasilitas petani Aceh belajar agrowisata pertanian organik di Bantar Agung

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024