Timnas Spanyol telah membuat sejarah di dalam dan di luar lapangan sehingga menang 2-1 atas Inggris di Berlin pada Senin dini hari. Kemenangan Tim Matador dipastikan lewat gol pemain sayap Nico Williams, yang didapuk sebagai man of the match pertandingan final tersebut.

Nico mengatakan timnya sangat solid meski rata-rata adalah pemain muda. Mental mereka terlihat tidak mudah goyah.

Ini terlihat saat Spanyol kehilangan Rodri karena cedera pada babak pertama tetapi malah unggul pada menit kedua babak kedua, ketika Lamine Yamal bergerak dari kiri untuk mengumpan Williams yang langsung menyarangkan bola melewati hadangan kiper timnas Inggris Jordan Pickford.

"Saya ingin pertandingan berakhir saat itu juga, namun ternyata tidak,” kata Williams.

Baca juga: Preview Euro 2024: Trofi keempat Spanyol atau piala perdana Inggris?

Meski Cole Palmer menyamakan kedudukan setelah masuk sebagai pemain pengganti, tetapi harapan Three Lions pupus ketika Mikel Oyarzabal mencetak gol kemenangan dengan empat menit tersisa.

Spanyol memenangkan seluruh tujuh pertandingan dalam perjalanan menjadi juara Eropa untuk keempatnya yang merupakan rekor tersendiri. Williams mengatakan timnya tidak menjalani semua itu dengan mudah.

"Kami harus menderita layaknya binatang," kata Williams kepada wartawan seperti dikutip AFP. "Kami tidak menyadari apa yang telah kami lakukan."

"Kami akan kembali ke Spanyol esok dan menjalani semua ini bersama penggemar dan membalas cinta serta kehangatan yang sudah mereka berikan kepada kami. Saya kira kami telah mencetak sejarah."

Halaman selanjutnya: Kekuatan Spanyol dari pemain keturunan berdarah Afrika
Kekuatan tim La Furia Roja pada turnamen kali ini berada pada pemain yang berusia muda dan secara garis keturunan berdarah Afrika, alias imigran. Adalah keberhasilan dari asosiasi sepak bola Spanyol dan tangan dingin pelatih yang membuat mereka bisa bersatu. Hal ini mengingatkan pada timnas Prancis era Zidane tahun 1998 yang tahun itu berhasil jadi juara dunia dan juara eropa dua tahun setelahnya.

Hal sama terjadi di timnas Spanyol. Nico Williams dilahirkan dari seorang pengungsi dari Ghana, bahkan abangnya, Inaki Williams, membela timnas negara di Afrika itu.

Pemain berusia 22 tahun itu mendedikasikan kemenangannya untuk orang tuanya dan mengatakan ada perubahan mendasar dalam tim nasional Spanyol.

"Keluarga saya sudah berjuang keras untuk mendapatkan momen ini. Ini untuk mereka semua, semua orang yang mempercayai saya sejak awal," kata Williams.

“Orang tua saya telah banyak menderita untuk membuat saya bisa sampai di sini, merekalah yang paling menderita dan menanamkan rasa hormat dan kesetiaan kepada saya."
 
Alvaro Morata dari Spanyol mengangkat trofi saat ia merayakan bersama rekan satu timnya setelah memenangkan Euro 2024 antara Spanyol dan Inggris di Olympiastadion di Berlin pada 14 Juli 2024. ANTARA/REUTERS/Angelika Warmuth/pri.

Baca juga: Indra Sjafri dan Jens Raven: Spanyol punya kans menang Euro 2024

Sementara itu, Lamine Yamal yang genap berusia 17 tahun Sabtu lalu dinobatkan sebagai pemain muda terbaik Euro 2024. Yamal merupakan pemain berdarah Maroko dan Guinea.

Williams mengakui kehebatan Yamal yang tampil luar biasa di debutnya di turnamen Euro 2024 bersama tim senior.

"Lamine (Yamal) luar biasa… Anda semua melihatnya dalam turnamen ini," kata Williams. "Dia pemain hebat dan pribadi yang hebat."

Ketika ditanya apakah tim Spanyol kini favorit juara Piala Dunia 2026, Williams menjawab fokusnya adalah menikmati sukses juara di Jerman.

"Dua tahun, dua tahun itu waktu yang sangat panjang, tapi kami akan mengayunkan langkah demi langkah."

Bangkit dari Keterpurukan
Pelatih Spanyol Luis de la Fuente mengungkapkan kunci sukses Spanyol menjuarai Euro 2024, yakni sikap para pemain yang selalu mempercayai dia dan keputusan-keputusannya.

Untuk itu pula dia berterima kasih kepada para pemainnya karena berhasil menjuarai Piala Eropa untuk keempat kalinya yang merupakan rekor di Eropa.

De la Fuente menggantikan Luis Enrique setelah Spanyol tersingkir pada 16 besar Piala Dunia 2022.

Awalnya banyak yang meragukan apakah pelatih berusia 63 tahun itu memiliki pengalaman atau kualitas dalam membawa La Roja mengakhiri paceklik trofi selama satu dekade.
 
Spain's head coach Luis de la Fuente celebrates with Spain's midfielder #17 Nico Williams and Spain's forward #19 Lamine Yamal after winning the UEFA Euro 2024 final football match between Spain and England at the Olympiastadion in Berlin on July 14, 2024. (Photo by Odd ANDERSEN / AFP) (AFP/ODD ANDERSEN)

Baca juga: Tim Spanyol kembali ke masa jayanya, berikut fakta seputar Euro 2024

Setelah kekalahan memalukan dalam kualifikasi Euro 2024 dari Skotlandia pada Maret 2023 dalam pertandingan keduanya sebagai pelatih, media Spanyol menyatakan pelatih yang pernah menangani tim muda Spanyol itu bahkan mungkin sudah berada di ambang pemecatan.

Namun sejak itu Spanyol pulih seketika untuk tidak pernah kalah dalam pertandingan kompetitif.

Mereka mengalahkan juara bertahan Italia, tuan rumah Jerman, dan salah satu favorit juara Prancis dalam perjalanan ke final Euro 2024, di mana mereka membungkam Inggris 2-1.

"Saya yakin pemain-pemain saya percaya kepada saya... selama satu setengah tahun mereka tak pernah salah," kata De la Fuente kepada wartawan seperti dikutip AFP pada Senin.

“Satu-satunya hal yang saya khawatirkan adalah apakah para pemain percaya kepada saya dan yakin dengan apa yang kami katakan."

“Kini yang kami dapatkan adalah kebahagiaan tak terhingga, kebanggaan, dan menikmati momen ini – tak ada yang menghadiahkan kami apa pun secara gratis."
 
Pesepak bola Spanyol Daniel Olmo (kiri) berebut bola dengan pesepak bola Inggris Declan Rice dalam pertandingan babak final Euro 2024 di Olympiastadion, Berlin, Jerman, Senin (15/7/2024). Spanyol berhasil sebagai juara Euro 2024 setelah mengalahkan Inggris dengan skor 2-1. ANTARA FOTO/Bildbyran/Sipa USA via Reuters/Mathias Bergeld/nym.

Baca juga: Inggris kalah di final Euro 2024, Harry Kane: Kegagalan ini terasa sangat menyakitkan

De la Fuente mengaku bangga kepada timnya, yang luas dianggap sebagai yang terbaik dalam Piala Eropa.

"Pemain-pemain ini bisa terus berkembang dan berkembang karena mereka tidak bosan, terus bersaing, berusaha menang, membuat Anda bangga," kata De la Fuente.

"Saya turut berbahagia untuk negara saya, untuk Spanyol, atas kegembiraan yang kami buat dan saya harap rakyat merasakan kebanggaan yang sama."

Spanyol kini memiliki tim yang dalam beberapa aspek berbeda dari tim haus penguasaan bola ketika menjuarai Piala Dunia 2010, Euro 2008, dan Euro 2012.

Tim saat ini memiliki kemampuan serangan balik yang cepat pada diri pemain-pemain sayap seperti Nico Williams dan Lamine Yamal, namun secara teknis masih berbakat dan kuat dalam menguasai bola.

"Kami setia pada ide yang digulirkan pemain dan itu dipahami dengan luar biasa," kata De la Fuente.

Dia juga menyebut Spanyol kini memiliki fleksibilitas dan solid di semua lini.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jadi "man of the match", Nico Williams sanjung solidnya Spanyol

Pewarta: Jafar M Sidik

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024