Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggencarkan sosialisasi literasi dan inklusi keuangan kepada masyarakat, terutama kalangan generasi muda di Provinsi Aceh.
Kepala OJK Provinsi Aceh Daddi Peryoga di Banda Aceh, Rabu, mengatakan pentingnya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di provinsi tersebut, mengingat belum sepenuhnya masyarakat memahami produk keuangan yang mereka gunakan.
"Kami terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, kepada masyarakat, terutama generasi muda, agar mereka memahami produk-produk keuangan," kata Daddi Peryoga.
Literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan dalam pengelolaan keuangan. Sedangkan inklusi keuangan adalah ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan.
Berdasarkan survei pada 2022, kata dia, menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan di Aceh masih terdapat selisih sebesar 40 persen. Di mana selisih tersebut adalah masyarakat menggunakan layan keuangan, tetapi belum sepenuhnya memahami produk keuangan yang digunakan.
"Hasil survei tersebut mengharuskan OJK dan seluruh lembaga jasa keuangan di Aceh untuk terus mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman literasi dan inklusi keuangan," katanya.
Daddi Peryoga mengungkap di Aceh ada program satu rekening untuk satu pelajar. Program rekening pelajar tersebut menunjukkan progres yang menggembirakan.
Hingga Juni 2024, telah dibuka sebanyak 1,07 juta rekening dari kalangan pelajar dengan total simpanan mencapai Rp251,45 miliar. Program rekening pelajar ini mendorong budaya menabung sejak dini di kalangan pelajar.
"Dengan meningkatnya pemahaman literasi dan inklusi keuangan terhadap generasi muda, diharapkan mereka bisa menyiapkan masa depan yang lebih sejahtera. Apalagi, budaya menabung sejak dini sudah dilakukan," kata Daddi Peryoga.
Baca juga: Bank Aceh raih penghargaan OJK Financial Literacy Award 2024
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Kepala OJK Provinsi Aceh Daddi Peryoga di Banda Aceh, Rabu, mengatakan pentingnya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di provinsi tersebut, mengingat belum sepenuhnya masyarakat memahami produk keuangan yang mereka gunakan.
"Kami terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, kepada masyarakat, terutama generasi muda, agar mereka memahami produk-produk keuangan," kata Daddi Peryoga.
Literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan dalam pengelolaan keuangan. Sedangkan inklusi keuangan adalah ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan.
Berdasarkan survei pada 2022, kata dia, menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan di Aceh masih terdapat selisih sebesar 40 persen. Di mana selisih tersebut adalah masyarakat menggunakan layan keuangan, tetapi belum sepenuhnya memahami produk keuangan yang digunakan.
"Hasil survei tersebut mengharuskan OJK dan seluruh lembaga jasa keuangan di Aceh untuk terus mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman literasi dan inklusi keuangan," katanya.
Daddi Peryoga mengungkap di Aceh ada program satu rekening untuk satu pelajar. Program rekening pelajar tersebut menunjukkan progres yang menggembirakan.
Hingga Juni 2024, telah dibuka sebanyak 1,07 juta rekening dari kalangan pelajar dengan total simpanan mencapai Rp251,45 miliar. Program rekening pelajar ini mendorong budaya menabung sejak dini di kalangan pelajar.
"Dengan meningkatnya pemahaman literasi dan inklusi keuangan terhadap generasi muda, diharapkan mereka bisa menyiapkan masa depan yang lebih sejahtera. Apalagi, budaya menabung sejak dini sudah dilakukan," kata Daddi Peryoga.
Baca juga: Bank Aceh raih penghargaan OJK Financial Literacy Award 2024
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024