Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, terus melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan menyebarnya penyakit HIV/Aids yang dapat "mematikan" masyarakat di daerah tersebut.

Wakil Bupati Aceh Barat Drs Rachmad Fitri HD di Meulaboh, Kamis mengatakan, adanya kasus tersebut dalam satu daerah, maka sudah harus menjadi perhatian serius dalam upaya penangulangan serta pencegahan penularannya kepada orang lain.

"Di Aceh Barat sudah sembilan orang meninggal dunia karena HIV/Aids, saat ini masih ada tersisa empat orang lagi mendapat terapy ARV," katanya pada acara pertemuan lintas sektoral penguatan kapasitas Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Aceh Barat.

Ia merincikan kasus HIV/Aids di Aceh Barat tercatat sejak 2004 hingga 2017 berjumlah 13 kasus, sembilan orang meninggal, sementara empat orang yang masih hidup mendapat terapy antiretroviral (ARV) untuk meredam aktivitas virus mematikan itu.

Dua orang menerima terapy masih berdomisili di Meulaboh, kemudian satu orang berpindah ke Medan, dan satu orang lagi sudah berpindah ke Banda Aceh sehingga mendapat terapy oleh Pokja KPA di Banda Aceh.

Kata Rachmad, permasalahan HIV dan Aids sudah menjadi masalah dunia, karena secara global diperkirakan ada 37 juta manusia dengan HIV Aids pada 2015 dan sekitar 2,1 juta orang terinfeksi baru, kemudian 1,1 juta meninggal dunia karena Aids.

"Meskipun telah dilakukan berbagai upaya pengendalian yang strategis dan progresif, akan tetapi kasus HIV Aids di Indonesia secara perlahan mengalami peningkatan, kondisi tersebut berdasarkan data mulai tahun 1987 hingga tahun 2016," jelasnya.

Ia menyatakan, kasus itu ditemukan pada 407, atau 80 persen dari 507 kabupaten/kota di Indonesia, jumlah komulatif kasus HIV yang dilaporkan dari tahun 1987 hingga September 2016 sebanyak 219.036, sedangkan kasus Aids sebanyak 82.968 orang.

"Upaya penanggulangan dan pencegahan penyebaran HIV dan Aids telah dilakukan, baik oleh lembaga pemerintah, swsta, LSM, lembaga donor, maupun kelompok peduli HIV dan Aids, termasuk di Aceh Barat," sebutnya.

Lanjut Rachmad, upaya selama ini perlu lebih ditingkatkan, baik secara kualitas, kuantitas, keterpaduan dan membutuhkan kerjasama lintas sektor dan peningkatan sumber daya manusia untuk menyelamatkan anak bangsa dari epidemi HIV Aids.

Dalam rangka pencegahan dan pengendalian program HIV-Aids secara komprehensif dan terintegrasi perlu dukungan dan keterlibatan semua lintas sektoral maupun lintas program dalam rangka mendukung pencapaian tiga terget keberhasilan.

Capaian dimaksud adalah, menurunkan jumlah kasus baru HIV, serendah mungkin, menurunnya angka kematian Aids, menurunnya tingkat diskriminasi serendah mungkin, dan adanya peningkatan kualitas hidup ODHA.

"Kami berharap, dengan terlaksananya pertemuan lintas sektoral di Aceh Barat ini, dapat menjadi media penguatan kapasitas KPA di Aceh Barat, dengan demikian berbagai kendala dihadapi dapat dibahas dan cicarikan solusi," katanya menambahkan.


Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017