Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Perekonomian Aceh pada triwulan II-2017 tumbuh sebesar 1,38 persen, atau berada dibawah pertumbuhan ekonomi secara nasional yang tumbuh 5,01 persen.  
    
"Aceh tumbuh positif sebesar 1,38 persen, cuma masih dibawah angka nasional," ucap Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyuddin di Banda Aceh, Senin.

Dengan angka tumbuh 1,38 persen itu, lanjutkan dia, tercatat merupakan pertumbuhan dengan industri minyak dan gas bumi (migas).

Jika tanpa migas, katanya, maka pertumbuhan perekonomian pada provinsi bagian paling Utara di Pulau Sumatera tersebut, masih tetap tumbuh yakni 1,94 persen.

Hal ini ditopang dari sisi produksi seperti pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan sebesar 15,74 persen.

Diikuti jasa pendidikan sekitar 11, 93 persen, dan jasa kesehatan sebesar 10,46 persen yang disebabkan karena adanya pembayaran gaji ke-14 pegawai negeri sipil.

"Lapangan usaha yang juga mengalami kenaikan cukup tinggi yaitu jasa keuangan dan ansuransi 10,44 persen, dan penyediaan makan minum 8,48 persen," terangnya,
    
Ia mengatakan, bila dilihat dari penciptaan sumber ekonomi Aceh pada triwulan I tahun ini "q to q" kategori administrasi pemerintahan miliki pertumbuhan tertinggi.

"Sumber pertumbuhan tertinggi 1,26 persen, diikuti jasa kesehatan dan pendidikan masing-masing sebesar 0,29 persen dan 0,28 persen," beber Wahyuddin.

Kepala BPS Suhariyanto mencatat, pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada triwulan II tahun 2017 tumbuh sebesar 5,01 persen (year on year).

Dengan demikian, kata dia, maka secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi pada semester I-2017 tercatat mencapai 5,01 persen.

"Masih dibawah ekspektasi, tapi 5,01 persen lumayan bagus, meski ekonomi global masih diliputi ketidakpastian dan harga komoditas belum membaik," katanya.

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017