Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menarik satu dari total dua unit helikopter yang dikerahkan membantu pemadaman api di Kabupaten Aceh Barat, Aceh.

"Ya, pekan lalu sudah kita pulangkan heli itu ke BNPB. Tapi, saya lupa tanggal pastinya," ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Yusmadi, di Banda Aceh, Selasa.

Dia menjelaskan helikopter yang ditarik tersebut dengan jenis Bell nomor seri 412, memiliki regitasi PK-DAS. Penarikan heli itu karena operasi "water bombing" atau pengeboman air telah usai dilakukan.

Pesawat baling-baling itu dilaporkan melakukan operasi "water bombing" di enam desa di tiga kecamatan di Aceh Barat, karena terbakarnya lahan gambut di tengah hutan.

Lokasi hutan gambut terbakar berada di wilayah Desa Ujong Tanoh Darat dan Desa Peunanga Cut Ujong di Kecamatan Meureubo, dan Desa Simpang Peut, Kecamatan Kaway Enam Belas.

Selain itu, Desa Suak Raya, Desa Suak Nie, dan Desa Ieuhan di Kecamatan Johan Pahlawan atau di daerah pesisir pantai barat berbatasan dengan wilayah perairan Samudera Hindia.

Helikopter MI-172 telah terlebih dahulu dipulangkan ke Dumai, Provinsi Riau, untuk membantu upaya pemadamkan api di daerah setempat pada Rabu, (2/8).

"Terakhir tiga kecamatan di Aceh Barat ini. Tidak ada lagi helikopter di Meulaboh karena sudah ditarik," kata Yusmadi.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB melaporkan, 18 helikopter terus melakukan upaya pemadaman api di lahan gambut yang terbakar di lima provinsi.

Ia menyebut jutaan meter kubik air telah ditumpahkan dari udara untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan seperti di tiga provinsi di antaranya di Pulau Sumatera.

"Alhamdulillah, kebakaran gambut di Ogan Ilir, Sumater Selatan berhasil dipadamkan. Setelah kita kerahkan empat helikopter BNPB yang dibantu satgas (satuan tugas) darat," katanya. 


Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017