Iran meluncurkan ratusan rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pemimpin politik kelompok perjuangan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh serta komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Abbas Nilforoushan.

Aksi Iran terhadap Israel pada Selasa (1/10) dinyatakan sudah selesai. Namun, jika Israel kembali melakukan provokasi, maka Teheran akan menanggapinya secara lebih tegas lagi, kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi.

"Aksi kami selesai kecuali rezim Israel memutuskan untuk melakukan balasan lebih lanjut. Di dalam skenario itu, respons kami akan lebih kuat dan lebih efektif," kata Araghchi lewat unggahan di X.

Baca juga: Israel jatuhkan lebih dari 80 bom hanya untuk membunuh Nasrallah pemimpin Hizbullah


Hak bela diri

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan serangan rudal terhadap Israel didasarkan pada "hak pembelaan diri yang sah" negara tersebut, seraya menekankan bahwa Iran memberikan "tanggapan tegas" terhadap "agresi" Israel.

Dalam pernyataan yang diposting di X pada Selasa (1/10), Pezeshkian menyatakan bahwa tindakan itu dilakukan "untuk melindungi kepentingan dan warga negara Iran."

"Biarkan Netanyahu tahu bahwa Iran bukan negara yang suka berperang, namun berdiri teguh melawan setiap ancaman. Ini hanya sebagian kecil dari kekuatan kami. Jangan coba-coba berkonflik dengan Iran," tulis pernyataan tersebut.
 
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan serangan rudal terhadap Israel didasarkan pada "hak pembelaan diri yang sah" negara tersebut, seraya menekankan bahwa Iran memberikan "tanggapan tegas" terhadap "agresi" Israel. /ANTARA/Anadolu/py

Baca juga: Tiga pemimpin Palestina tewas dalam serangan Israel ke Beirut

Iran meluncurkan ratusan rudal balistik ke arah Israel, di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara yang terlibat konflik.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan serangan itu merupakan balasan atas pembunuhan Ismail Haniyeh, Hassan Nasrallah, dan Abbas Nilforoshan.

Haniyeh, mantan pemimpin Hamas, dibunuh di Teheran pada bulan Juli. Nasrallah, mantan pemimpin Hizbullah, dibunuh di Beirut pada Jumat (27/9) bersama dengan komandan IRGC, Nilforoshan.

IRGC menyatakan bahwa serangan tersebut sejalan dengan hak negara Iran untuk membela diri yang sah di bawah Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, memperingatkan bahwa jika Israel membalas serangan ini, mereka akan menghadapi "tanggapan yang lebih menghancurkan."

Dalam pernyataan lanjutan, IRGC menyebutkan bahwa tiga pangkalan militer Israel di Tel Aviv terkena rudal.

Baca juga: Indonesia keluarkan peringatan agar WNI tunda perjalanan ke Lebanon dan Israel

Misi Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa juga mengeluarkan pernyataan yang menyebut serangan rudal tersebut sebagai respons yang "legal, rasional, dan sah" terhadap "tindakan teroris" Israel.

Sementara itu, Jafar Yazerlu, juru bicara Organisasi Penerbangan Sipil Iran, mengumumkan bahwa semua penerbangan di negara tersebut dibatalkan hingga pukul 10:00 pagi (0630GMT) besok (Rabu, 2/10) demi alasan keselamatan penerbangan.

Yazerlu menyatakan: "Karena situasi di wilayah ini dan serangan rudal, semua penerbangan di negara ini dibatalkan hingga pukul 10:00 pagi besok (Rabu, 2/10) demi keselamatan penerbangan," lapor kantor berita resmi Iran, IRNA.

Dia menambahkan bahwa jadwal penerbangan baru akan diumumkan kemudian.



Sumber: Sputnik dan Anadolou


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Iran: Aksi kami terhadap Israel selesai kecuali mereka lakukan balasan

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024