Pemerintah Aceh mulai menggagas program Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) sebagai salah satu upaya penanggulangan terjadinya risiko bencana hingga ke tingkat gampong (desa).
"Saat ini kita sedang menggagas dibentuknya kecamatan tangguh bencana," kata Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA, di Banda Aceh, Kamis.
Pernyataan tersebut disampaikan Safrizal ZA dalam konferensi nasional pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas XVI 2024, di Aula Rumoh PMI, Kota Banda Aceh.
Safrizal mengatakan, Kencana tersebut penting agar seluruh masyarakat Aceh benar-benar dapat memahami bagaimana penanggulangan risiko bencana.
“Karena itu, para camat harus memiliki pemahaman terkait ini, sebab mereka akan menjadi pelatih, agen untuk menyadarkan masyarakat luas terkait penanggulangan risiko bencana," ujarnya.
Dirinya menegaskan, penanggulangan risiko bencana merupakan kerja-kerja kolaboratif. Karena, semakin tinggi kesadaran, maka makin baik pemahaman masyarakat terkait bencana dan upaya meminimalisir imbas buruk dari bencana.
"Kita tidak meminta bencana, tapi ingin memperkuat kebersamaan dan pengetahuan terkait penanggulangan risiko bencana,” katanya.
Dirinya menegaskan, penanggulangan risiko bencana merupakan kerja kolaboratif yang harus terus dilakukan untuk menumbuhkan pemahaman di masyarakat.
Jika berkeinginan mengurangi korban jiwa dan harta benda akibat bencana, maka pemberian pemahaman kepada masyarakat harus masif dan terus diperkuat.
Dalam kesempatan ini, ia juga menuturkan bahwa besarnya korban jiwa pada bencana tsunami Aceh 2004 silam karena minimnya pemahaman terkait manajemen risiko bencana.
Saat itu, peralatan seperti early warning system tsunami juga tidak ada, dan pengetahuan terkait tanda-tanda alam sebelum bencana terjadi juga minim. Maka, hal tersebut menjadi salah satu faktor banyaknya korban jiwa.
"Karena itu, kegiatan yang berkaitan dengan identifikasi kemungkinan risiko bencana di suatu wilayah menjadi penting dan harus masif kita lakukan," demikian Safrizal ZA.
Baca juga: Ratusan pelajar SMP di Aceh ikuti edukasi mitigasi gempa dan tsunami
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Saat ini kita sedang menggagas dibentuknya kecamatan tangguh bencana," kata Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA, di Banda Aceh, Kamis.
Pernyataan tersebut disampaikan Safrizal ZA dalam konferensi nasional pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas XVI 2024, di Aula Rumoh PMI, Kota Banda Aceh.
Safrizal mengatakan, Kencana tersebut penting agar seluruh masyarakat Aceh benar-benar dapat memahami bagaimana penanggulangan risiko bencana.
“Karena itu, para camat harus memiliki pemahaman terkait ini, sebab mereka akan menjadi pelatih, agen untuk menyadarkan masyarakat luas terkait penanggulangan risiko bencana," ujarnya.
Dirinya menegaskan, penanggulangan risiko bencana merupakan kerja-kerja kolaboratif. Karena, semakin tinggi kesadaran, maka makin baik pemahaman masyarakat terkait bencana dan upaya meminimalisir imbas buruk dari bencana.
"Kita tidak meminta bencana, tapi ingin memperkuat kebersamaan dan pengetahuan terkait penanggulangan risiko bencana,” katanya.
Dirinya menegaskan, penanggulangan risiko bencana merupakan kerja kolaboratif yang harus terus dilakukan untuk menumbuhkan pemahaman di masyarakat.
Jika berkeinginan mengurangi korban jiwa dan harta benda akibat bencana, maka pemberian pemahaman kepada masyarakat harus masif dan terus diperkuat.
Dalam kesempatan ini, ia juga menuturkan bahwa besarnya korban jiwa pada bencana tsunami Aceh 2004 silam karena minimnya pemahaman terkait manajemen risiko bencana.
Saat itu, peralatan seperti early warning system tsunami juga tidak ada, dan pengetahuan terkait tanda-tanda alam sebelum bencana terjadi juga minim. Maka, hal tersebut menjadi salah satu faktor banyaknya korban jiwa.
"Karena itu, kegiatan yang berkaitan dengan identifikasi kemungkinan risiko bencana di suatu wilayah menjadi penting dan harus masif kita lakukan," demikian Safrizal ZA.
Baca juga: Ratusan pelajar SMP di Aceh ikuti edukasi mitigasi gempa dan tsunami
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024