Harga biji kakao kering di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) melambung tinggi mencapai Rp90 ribu per kilogram, yang disebut pengaruh tingginya permintaan luar negeri dan minimnya pasokan dari petani. 

Seorang petani di Kecamatan Tangan-Tangan Adnan di Blangpidie, Rabu, mengatakan harga biji kakao kering mencapai Rp90 ribu ini di tingkat pedagang pengepul. Harga yang cukup tinggi terjadi di tengah berkurangnya jumlah pohon kakao di masyarakat. 

Dalam beberapa tahun terakhir, menurut dia, banyak petani setempat yang menebang pohon kakao karena tidak berbuah dalam waktu lama dan harga biji kakao yang murah, sehingga petani beralih ke tanaman lain.

“Dulu lama sekali pohon kakao itu tidak mau berbuah, makanya banyak yang ditebang. Setelah itu pohon itu berbuah kembali, harga belinya sudah mahal,” kata Adnan.

Meskipun harga biji kakao saat ini tinggi, jumlah pohon kakao di Kabupaten Abdya sudah sangat sedikit karena banyak kebun kakao yang dialihfungsikan menjadi kebun kelapa sawit dan jengkol.

Pedagang pengepul kakao di Abdya Arsar mengatakan dirinya sangat menyayangkan banyak petani kakao yang beralih ke tanaman lain, sehingga dirinya dalam satu hari hanya mampu mengumpulkan biji kakao dari masyarakat sekitar 10 kilogram, padahal permintaan tinggi.

"Kalau dulu berlimpah, sekarang sudah sangat kurang karena sudah banyak yang alih fungsikan untuk menanam kelapa sawit dan jengkol. Maka biji kakao sudah sangat minim di Abdya," ujarnya.

Kondisi ini, menurut dia, menunjukkan bahwa tantangan yang dihadapi petani kakao di Abdya, dimana fluktuasi harga dan perubahan fungsi lahan mempengaruhi produksi dan pendapatan petani.

Selain itu, minimnya pasokan biji kakao dari masyarakat petani juga disebabkan oleh faktor cuaca yang tidak menentu dan serangan hama mengurangi hasil panen.

Para petani berharap adanya dukungan dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah hama seperti penyuluhan tentang teknik budidaya yang lebih baik dan bantuan dalam mengendalikan hama.

Ia juga menginginkan adanya kebijakan yang mendukung stabilitas harga berbagai komoditi lain, agar petani tidak terus-menerus rugi. Dengan harga biji kakao yang tinggi ini, diharapkan dapat memberikan semangat baru bagi petani untuk kembali menanam kakao.

"Itu harga yang ditampung oleh tauke di Blangpidie. Kalau harga tampung di Medan, Sumatera Utara lebih dari Rp100 ribu per kilogram,"  ujar Arsal.

Baca juga: Apkasindo Aceh nilai penggabungan kakao dan kelapa ke BPDPKS belum saatnya

Pewarta: Suprian

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024