Kementerian Perindustrian (kemenperin) melalui Balai Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Aceh melatih sebanyak 20 pelaku industri kecil menengah (IKM) di provinsi ujung barat Indonesia tersebut guna mengembangkan usaha dan manajemen mutu.
"Ada sebanyak 20 pelaku IKM di Aceh diberikan pelatihan manajemen mutu dan mengembangkan usaha, di antara legalitas produk, peningkatan mutu dan daya saing produk, serta lainnya," kata Mahlinda, Pembina Balai Standarisasi dan pelayanan Jasa Industri Aceh di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan tersebut disampaikan Mahlinda di sela-sela mendampingi peserta pelatihan mengunjungi Yuyun Bordir, usaha bordir khas Aceh, di kawasan Pango, Kota Banda Aceh.
Pelatihan tersebut dilaksanakan atas kerja sama Balai Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Aceh dengan Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh berlangsung sejak 28 hingga 30 Oktober 2024. Pelatihan menghadirkan pemateri dari Tanah Datar, Sumatera Barat.
Mahlinda menyebutkan pelaku IKM yang mengikuti pelatihan tersebut sebagian besarnya bergerak di bidang fesyen seperti memproduksi pakaian, tas, bordir, dan lain sebagainya. Tujuan pelatihan tersebut untuk meningkatkan daya saing pelaku IKM di Provinsi Aceh.
Menurut dia, pelaku industri kecil menengah yang dilatih tersebut nantinya diarahkan untuk mengelola serta menjadi penggerak Sentra IKM yang akan didirikan Pemerintah Kota Banda Aceh di kawasan Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa.
"Kami berharap dengan adanya sentra IKM tersebut dapat menjadi pusat produksi dan pemasaran produk-produk pelaku industri kecil dan menengah di Provinsi Aceh, khususnya di Banda Aceh dan sekitarnya," kata Mahlinda.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh Fahmi mengatakan pelatihan terhadap pelaku IKM tersebut merupakan lanjutan dari sebelumnya. Pelaku IKM yang dilatih tersebut nantinya akan menjadi pengelola dan motor penggerak sentra IKM di Gampong Ulee Lheue.
"Lokasi dan bangunan sentra IKM tersebut sudah ada. Target kami, sentra IKM mulai beroperasi pada 2025. Produk-produk yang diproduksi dan dipasarkan di sentra tersebut di antaranya fesyen dan turunan," kata Fahmi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Ada sebanyak 20 pelaku IKM di Aceh diberikan pelatihan manajemen mutu dan mengembangkan usaha, di antara legalitas produk, peningkatan mutu dan daya saing produk, serta lainnya," kata Mahlinda, Pembina Balai Standarisasi dan pelayanan Jasa Industri Aceh di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan tersebut disampaikan Mahlinda di sela-sela mendampingi peserta pelatihan mengunjungi Yuyun Bordir, usaha bordir khas Aceh, di kawasan Pango, Kota Banda Aceh.
Pelatihan tersebut dilaksanakan atas kerja sama Balai Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Aceh dengan Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh berlangsung sejak 28 hingga 30 Oktober 2024. Pelatihan menghadirkan pemateri dari Tanah Datar, Sumatera Barat.
Mahlinda menyebutkan pelaku IKM yang mengikuti pelatihan tersebut sebagian besarnya bergerak di bidang fesyen seperti memproduksi pakaian, tas, bordir, dan lain sebagainya. Tujuan pelatihan tersebut untuk meningkatkan daya saing pelaku IKM di Provinsi Aceh.
Menurut dia, pelaku industri kecil menengah yang dilatih tersebut nantinya diarahkan untuk mengelola serta menjadi penggerak Sentra IKM yang akan didirikan Pemerintah Kota Banda Aceh di kawasan Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa.
"Kami berharap dengan adanya sentra IKM tersebut dapat menjadi pusat produksi dan pemasaran produk-produk pelaku industri kecil dan menengah di Provinsi Aceh, khususnya di Banda Aceh dan sekitarnya," kata Mahlinda.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh Fahmi mengatakan pelatihan terhadap pelaku IKM tersebut merupakan lanjutan dari sebelumnya. Pelaku IKM yang dilatih tersebut nantinya akan menjadi pengelola dan motor penggerak sentra IKM di Gampong Ulee Lheue.
"Lokasi dan bangunan sentra IKM tersebut sudah ada. Target kami, sentra IKM mulai beroperasi pada 2025. Produk-produk yang diproduksi dan dipasarkan di sentra tersebut di antaranya fesyen dan turunan," kata Fahmi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024