Blangpidie (ANTARA Aceh) - Kementerian Pertanian menyatakan akan terus berupaya meningkatkan populasi sapi di Provinsi Aceh melalui program Sapi Wajib Bunting (Siwab), sehingga kedepan daerah paling ujung barat Indonesia itu menjadi sentral ternak sapi di nusantara.

"Saat ini kita sedang lakukan program Siwab. Dengan Siwab kita bisa mendapatkan anakan untuk meningkatkan populasi sapi , baik di Aceh maupun di seluruh Tanah Air," kata Staf Ahli Bidang Lingkungan Kementan Mukti Sardjono di Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Senin.

Mukti datang ke Kabupaten Abdya dalam rangka menghadiri acara vaksinasi sapi terhadap penyakit Septicaemia Epizootica (SE) yang beberapa bulan lalu ada terindikasi di daerah itu sekaligus menyaksikan upaya khusus (Upsus) Siwab yang diselenggarakan oleh Pemkab Abdya.

Acara yang berlangsung di bantaran Sungai Krueng Baru, Kecamatan Lembah Sabil tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zulyazaini Yahya, Bupati Abdya Akmal Ibrahim, Dandim 0110/Abdya Letkol Inf Puji Hartono, Kadistan Abdya, Muslim Hasan dan ratusan masyarakat setempat.

Mukti Sardjono mengatakan, program Siwab yang dilaksanakan tersebut menggunakan  straw (semen beku) kwalitas bagus, dan benih unggul, sehingga jika itu bisa dilakukan dengan baik, program peningkatan populasi sapi akan berhasil di Indonesia.

Ia mengatakan, untuk mendukung program Siwab tersebut, pemerintah daerah juga diharapkan untuk menyediakan pakan dan menjaga kesehatan ternak termasuk juga menyediakan straw untuk kebutuhan sapi-sapi indukan.

"Kalau target nasional saat ini sudah mencapai 81 persen. Tapi untuk Aceh masih banyak. Baru terealisasi sekitar 25 persen. Kendalanya kemarin karena nuansa politik cukup kental. Kepala dinas sering gonta ganti, makanya agak tersendat. Tapi tiga bulan terakhir ini sudah lancar kembali program Siwab ini," ujarnya.

Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zulyazaini Yahya mengatakan, dulu jumlah ternak kerbau di Abdya melebihi dari jumlah penduduk di kabupaten ini.

Dengan beternak kerbau orang tua dahulu mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga sarjana dan juga bisa menunaikan ibadah haji, katanya.

"Kini populasi kerbau itu sudah sangat menurun, dan bahkan menurut informassi yang kami terima dari Kepala Dinas Pertanian Abdya, jumlah populasi ternak kerbau di kabupaten ini kini hanya tinggal sekitar 4 ribu ekor  lagi," katanya.

Memang, lanjutnya selama ini petani ternak sapi ataupun kerbau di kabupaten/kota di Provinsi Aceh terkendala dengan minimnya pakan. Hampir 70 persen persoalannya pada pakan, karena sudah menyempitnya lahan pengembalaan.

"Tapi, sekarang bagaimana, sumber pertanian yang melimpah itu kita jadikan sebagai pakan ternak. Jerami padi bisa kita mamfaatkan untuk pakan ternak walaupun hanya memiliki 2/3 persen protein. Tapi setelah kita olah dengan teknologi, protein pada jerami padi itu akan bertambah menjadi 8-10 persen," ungkapnya.

Ia mengemukakan, kalau hal tersebut bisa disinergikan antara pertanian dengan peternakan, Insyaallah dua-duanya mampu untuk memenuhi dan mewujudkan keberhasilan peternakan, terutama dalam pemenuhan pakan ternak di Aceh.

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017