Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Aceh meminta agar orang tua di wilayah provinsi paling barat Indonesia untuk berinovasi dalam mengolah ikan menjadi menu makanan yang kaya protein agar disukai anak, sebagai upaya pencegahan stunting.
Ketua Forikan Aceh Safriati Safrizal di Banda Aceh, Rabu, mengatakan Aceh merupakan daerah penghasil ikan kelima terbesar di Indonesia. Namun disayangkan, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan angka anak stunting di Aceh yang begitu tinggi.
"Ini disebabkan karena ikan tidak sampai dalam keluarga dan kebanyakan anak-anak kurang suka dengan menu masakan ikan yang monoton dan biasa-biasa saja," kata Safriati.
Baca juga: Distan Aceh Besar tingkatkan gizi keluarga lewat pangan lestari
Pernyataan itu disampaikan istri Pj Gubernur Aceh Safrizal itu saat membuka lomba masak serba ikan yang diikuti seluruh pengurus Forikan kabupaten/kota di Anjong Mon Mata Banda Aceh.
Ia menilai orang tua di daerah Tanah Rencong ini harus berinovasi dalam mengolah ikan menjadi menu makanan yang disukai anak-anak, seperti bakso, nugget dan berbagai menu lainnya.
Atas dasar itu, lanjut Safriati, perlombaan masak serba ikan tersebut digelar guna mencari inovasi menu masakan ikan dengan bentuk dan rasa yang berbeda, sehingga ikan bisa disukai anak-anak dan semua kalangan.
"Nantinya, menu masakan ikan terbaik akan kita bukukan resepnya dan kita sebarluaskan kepada masyarakat di seluruh Aceh," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Aliman mengatakan lomba masak serba ikan bertujuan untuk pemanfaatan sumber daya ikan yang berkedaulatan, dan meningkatkan konsumsi ikan lokal.
Kegiatan yang dilombakan seperti meracik menu ikan keluarga, menu ikan balita dan menu kudapan. Untuk bahan baku ikan kudapan dan balita menggunakan bahan lokal, sementara untuk keluarga menggunakan bahan ikan tuna.
“Tema kegiatan hari ini, yaitu ikan sumber protein untuk kemandirian pangan dan mendukung program makan bergizi gratis,” kata Aliman.
Baca juga: Pj Gubernur: Target 19,8 persen penurunan angka stunting Aceh 2024 harus dicapai
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Ketua Forikan Aceh Safriati Safrizal di Banda Aceh, Rabu, mengatakan Aceh merupakan daerah penghasil ikan kelima terbesar di Indonesia. Namun disayangkan, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan angka anak stunting di Aceh yang begitu tinggi.
"Ini disebabkan karena ikan tidak sampai dalam keluarga dan kebanyakan anak-anak kurang suka dengan menu masakan ikan yang monoton dan biasa-biasa saja," kata Safriati.
Baca juga: Distan Aceh Besar tingkatkan gizi keluarga lewat pangan lestari
Pernyataan itu disampaikan istri Pj Gubernur Aceh Safrizal itu saat membuka lomba masak serba ikan yang diikuti seluruh pengurus Forikan kabupaten/kota di Anjong Mon Mata Banda Aceh.
Ia menilai orang tua di daerah Tanah Rencong ini harus berinovasi dalam mengolah ikan menjadi menu makanan yang disukai anak-anak, seperti bakso, nugget dan berbagai menu lainnya.
Atas dasar itu, lanjut Safriati, perlombaan masak serba ikan tersebut digelar guna mencari inovasi menu masakan ikan dengan bentuk dan rasa yang berbeda, sehingga ikan bisa disukai anak-anak dan semua kalangan.
"Nantinya, menu masakan ikan terbaik akan kita bukukan resepnya dan kita sebarluaskan kepada masyarakat di seluruh Aceh," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Aliman mengatakan lomba masak serba ikan bertujuan untuk pemanfaatan sumber daya ikan yang berkedaulatan, dan meningkatkan konsumsi ikan lokal.
Kegiatan yang dilombakan seperti meracik menu ikan keluarga, menu ikan balita dan menu kudapan. Untuk bahan baku ikan kudapan dan balita menggunakan bahan lokal, sementara untuk keluarga menggunakan bahan ikan tuna.
“Tema kegiatan hari ini, yaitu ikan sumber protein untuk kemandirian pangan dan mendukung program makan bergizi gratis,” kata Aliman.
Baca juga: Pj Gubernur: Target 19,8 persen penurunan angka stunting Aceh 2024 harus dicapai
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024