Aceh Barat Daya (ANTARA) - Harga pinang kering di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mengalami kenaikan signifikan mencapai Rp13 ribu per kilogram akibat tingginya permintaan pasar dan minimnya pasokan dari petani.
"Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tiga tahun terakhir, di mana harga sempat terpuruk di bawah Rp7 ribu per kilogram," kata Khaidir, pengepul biji pinang kering di Aceh Barat Daya, Kamis.
Kenaikan harga ini, kata dia, mulai terasa sejak awal Ramadhan 1446 Hijriah, dan ini telah menjadi angin segar bagi masyarakat, terutama petani kecil di pedesaan.
Pemilik UD Bijasa ini menjelaskan, kenaikan harga biji pinang tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan dari pasar Medan, Sumatera Utara, serta minimnya pasokan dari petani.
"Sejak harga naik, petani mulai bergairah lagi. Namun, pasokan terbatas karena banyak pohon pinang yang ditebang akibat harga sebelumnya tidak menguntungkan," ujarnya.
Baca: Pemkab Simeulue jadikan pinang komoditas andalan
Khaidir mengatakan, tiga tahun terakhir, biji pinang yang dikirim dari Abdya ke Medan mencapai 40-50 ton per minggu. Rendahnya harga kala itu membuat banyak petani menebang pohon pinang dan mengalihfungsikan lahan mereka.
Kini, dengan harga yang terus naik, petani kembali optimis untuk menanam dan mengelola lahan mereka. Di Medan sendiri, harga biji pinang bahkan lebih tinggi, mencapai Rp15 ribu per kilogram.
Hal ini memungkinkan bagi kami selaku agen pengepul di Abdya menaikkan harga beli yang tinggi. Tren kenaikan harga pinang ini membawa harapan baru bagi sektor pertanian lokal.
"Ini menjadi kabar baik bagi petani dan pelaku usaha. Kami kembali optimis untuk menjadikan sektor ini andalan ekonomi," pungkas Khaidir.
Baca: Mengenal Jenis Pinang di Aceh, Harga dan Lokasi Penjualan