Meulaboh (ANTARA Aceh) - Sejumlah sopir mobil angkutan barang (mobar) di Kabupaten Aceh Barat, melaporkan kerap dihadang kawanan perampok bersenjata tajam di wilayah pegunungan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menuju Aceh.

"Mereka menyampaikan pada kami, tiga hari lalu lima unit mobil angkutan jenis L-300 pick up ditodong sopirnya dengan pisau dan diminta sejumlah uang," KATA Ketua Umum Forum Komunitas Muda Barat Selatan Aceh (KMBSA), Fitriadi Lanta di Meulaboh, Jumat.

Para sopir mobil angkutan barang dari barat selatan Aceh mendatangi Sekretariat Forum KMBSA di Meulaboh, mereka menyatakan, tempat kejadian perkaran itu di kawasan Pancur Batu dan Gunung Sumbahe, Kabupaten Deli Serdang.

Dalam pers rilis yang diteruskan kepada wartawan dijelaskan, para sopir mobar mengaku ketakutan saat melintasi wilayah pegunungan, ditambah lagi keadaan gelap sehingga akhir-akhir ini semakin marak muncul perampok menggunakan senjata tajam.

Mobil angkutan barang dirampok setelah berbelanja di Medan, kemudian dengan tujuan kembali ke Aceh Barat Daya, Singkil, Nagan Raya, hingga Kabupaten Aceh Barat membawa bahan sayur mayur, rempah-rempah, sembako dan bahan pokok penting dan strategis lainnya.

"Para sopir tidak berani melaporkan ke polisi di Aceh, karena takut, nanti pasti ditunggu saat bekerja melewati lintasan itu, akhirnya menjadi sasaran utama. Maka melalui forum KMBSA mereka minta bantu untuk menyuarakan harapan sopir," tegasnya.

Lebih lanjut disampaikan, beberapa kali insiden perampokan sudah pernah dilaporkan kepada pihak berwajib di wilayah hukum Sumatera Utara, namun aksi kejahatan bersenjata justru semakin meresahkan sopir dan mengancam keselamatan jiwa mereka.

Fitriadi menyampaikan, harusnya pihak kepolisian bisa memberi rasa aman kepada sopir yang menggantungkan rezeki pada pekerjaan tersebut, kelancaran jasa transportasi darat itu menjadi bagian penting untuk masyarakat di Aceh secara umum.

Sebab kata dia, stabilitas harga dan ketersediaan kebutuhan sembako di Aceh masih sangat ketergantungan dengan Medan Sumatera Utara, apabila mengalami masalah terganggunya rantai distribusi di jalan, maka sudah pasti terjadi gejolak kenaikan harga.

"Kita meminta pada Kapolda Aceh, tolong dibantu koordinasikan dengan Kepolisian Sumatera Utara. Kasihan pekerja angkutan bila terus terancam keselamatan jiwa dan bila ini terus terjadi, maka akan berdampak pada harga sembako di Aceh," harapnya.

Fitriadi menyatakan, jalan menghubungkan Medan - Aceh itu, kini disebut "lintas menakutkan", dahulunya pernah ada nomor kontak HP pihak Polda Sumut yang ditempelkan pada papan pengumuman dan di jalan, namun kini sudah tidak disediakan.

KMBSA khawatir, apabila para sopir ini berhenti bekerja atau mogok, maka akan terhenti pasokan sembako dari Medan ke wilayah kabupaten/kota di barat selatan Aceh, karena pemerintah dan penegak hukum tidak bisa memberi rasa aman pada penyedia jasa.

Mereka juga mendesak Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, agar membangun koordinasi lebih dekat dengan Pemerintah Sumut, terutama tentang kenyamanan pengguna jalan dan pihak keamanan harusnya lebih cepat tanggap merespon kondisi demikian.

"Mereka para sopir mencari sebambu beras, jangan dibiarkan diperas oleh orang-orang yang tidak bermoral, kasihan rakyat kita yang bekerja siang malam, namun hasilnya untuk membahagiakan kawanan perampok," katanya menambahkan.


Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017