Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) mengevakuasi seorang anak buah kapal (ABK) kargo berbendera Liberia yang juga warga negara Filipina karena sakit di perairan Selat Benggala, Kabupaten Aceh Besar
Kepala Basarnas Banda Aceh Ibnu Harris Al Hussain di Banda Aceh, Jumat, mengatakan korban bernama Mark Daren Castilo Debulgado, laki-laki berusia 32 tahun. Korban dievakuasi karena sakit dengan gejala nyeri di perut dan sesak nafas serta air kecil berdarah.
"Korban merupakan ABK kargo MV Prigipos berbendera Liberia yang sedang berlayar dari Pelabuhan Maputo di Mozambik tujuan Singapura. Korban Meri warga negara Filipina, dievakuasi karena sakit dalam pelayaran," katanya.
Baca juga: Basarnas laksanakan 63 operasi SAR di Aceh Januari-November 2024
Ibnu Harris Al Hussain menyebutkan evakuasi berawal dari laporan kapten kapal MV Prigipos yang menyampaikannya seorang anak buah kapalnya sakit dan membutuhkan penanganan medis segera di rumah sakit pada Kamis (5/12).
Berdasarkan pemeriksaan awal di kapal, kata dia, korban mengalami nyeri dekat ginjal dan kesulitan bernafas serta buang air kecil berdarah. Dari hasil pemeriksaan awal tersebut, pihak kapal tempat korban bekerja meminta proses evakuasi.
"Berdasarkan laporan tersebut, kami berkomunikasi dengan kru kapal tersebut serta menyusun rencana evakuasi korban. Evakuasi menggunakan kapal SAR KN Kresna 232 pada Kamis (5/12) malam," kata Ibnu Harris Al Hussain.
Selanjutnya, tim evakuasi berangkat menggunakan KN Kresna 232 dari Pelabuhan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh, menuju titik jumpa dengan MV Prigipos di Selat Benggala, perairan antara Pulau Aceh, Kabupaten Besar dengan Pulau Weh, Kota Sabang.
"Titik evakuasi berjarak 7,31 nautikal mil dari Pelabuhan Ulee Lheue. Cuaca saat evakuasi berawan dengan tinggi gelombang berkisar 1,25 hingga 2,5 meter. Sedangkan kecepatan angin berkisar empat hingga 25 knot arah barat laut," katanya.
Sebelum korban dinaikkan ke KN Kresna, tim medis Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Banda Aceh memeriksa korban guna memastikan tidak ada penyakit menular. Setelah dipastikan aman, korban bawa ke kapal SAR dan selanjutnya dievakuasi ke Pelabuhan Ulee Lheue.
"Setiba di Pelabuhan Ulee Lheue, korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh menggunakan ambulans untuk penanganan medis lebih lanjut," kata Ibnu Harris Al Hussain.
Selain personel Basarnas Banda Aceh, operasi pertolongan dan penyelamatan tersebut juga melibatkan petugas Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Banda Aceh, kepolisian, imigrasi, TNI AL, bea cukai, serta instansi terkait lainnya.
"Dengan selesai evakuasi anak buah kapal tersebut, maka operasi penyelamatan warga negara asing itu dinyatakan selesai dan personel yang terlibat dikembalikan ke satuan atau instansi masing-masing," kata Ibnu Harris Al Hussain.
Baca juga: Basarnas evakuasi pemancing jatuh dari tebing di Aceh Besar
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Kepala Basarnas Banda Aceh Ibnu Harris Al Hussain di Banda Aceh, Jumat, mengatakan korban bernama Mark Daren Castilo Debulgado, laki-laki berusia 32 tahun. Korban dievakuasi karena sakit dengan gejala nyeri di perut dan sesak nafas serta air kecil berdarah.
"Korban merupakan ABK kargo MV Prigipos berbendera Liberia yang sedang berlayar dari Pelabuhan Maputo di Mozambik tujuan Singapura. Korban Meri warga negara Filipina, dievakuasi karena sakit dalam pelayaran," katanya.
Baca juga: Basarnas laksanakan 63 operasi SAR di Aceh Januari-November 2024
Ibnu Harris Al Hussain menyebutkan evakuasi berawal dari laporan kapten kapal MV Prigipos yang menyampaikannya seorang anak buah kapalnya sakit dan membutuhkan penanganan medis segera di rumah sakit pada Kamis (5/12).
Berdasarkan pemeriksaan awal di kapal, kata dia, korban mengalami nyeri dekat ginjal dan kesulitan bernafas serta buang air kecil berdarah. Dari hasil pemeriksaan awal tersebut, pihak kapal tempat korban bekerja meminta proses evakuasi.
"Berdasarkan laporan tersebut, kami berkomunikasi dengan kru kapal tersebut serta menyusun rencana evakuasi korban. Evakuasi menggunakan kapal SAR KN Kresna 232 pada Kamis (5/12) malam," kata Ibnu Harris Al Hussain.
Selanjutnya, tim evakuasi berangkat menggunakan KN Kresna 232 dari Pelabuhan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh, menuju titik jumpa dengan MV Prigipos di Selat Benggala, perairan antara Pulau Aceh, Kabupaten Besar dengan Pulau Weh, Kota Sabang.
"Titik evakuasi berjarak 7,31 nautikal mil dari Pelabuhan Ulee Lheue. Cuaca saat evakuasi berawan dengan tinggi gelombang berkisar 1,25 hingga 2,5 meter. Sedangkan kecepatan angin berkisar empat hingga 25 knot arah barat laut," katanya.
Sebelum korban dinaikkan ke KN Kresna, tim medis Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Banda Aceh memeriksa korban guna memastikan tidak ada penyakit menular. Setelah dipastikan aman, korban bawa ke kapal SAR dan selanjutnya dievakuasi ke Pelabuhan Ulee Lheue.
"Setiba di Pelabuhan Ulee Lheue, korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh menggunakan ambulans untuk penanganan medis lebih lanjut," kata Ibnu Harris Al Hussain.
Selain personel Basarnas Banda Aceh, operasi pertolongan dan penyelamatan tersebut juga melibatkan petugas Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Banda Aceh, kepolisian, imigrasi, TNI AL, bea cukai, serta instansi terkait lainnya.
"Dengan selesai evakuasi anak buah kapal tersebut, maka operasi penyelamatan warga negara asing itu dinyatakan selesai dan personel yang terlibat dikembalikan ke satuan atau instansi masing-masing," kata Ibnu Harris Al Hussain.
Baca juga: Basarnas evakuasi pemancing jatuh dari tebing di Aceh Besar
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024