Meulaboh (ANTARA Aceh) - Operasi pemadaman bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada area bergambut di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, terus berlanjut dengan peralatan manual dan seadanya oleh tim terpadu.

Kasi Kedaruratan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Beni Hardi di Meulaboh, Selasa menuturkan, proses pemadaman pada titik api di lahan bergambut yang masih terbakar dengan semua kemampuan petugas gabungan BPBD, Polri, TNI dan masyarakat.

"Hari ini kosentrasi upaya pemadaman pada empat lokasi, sudah sejak beberapa hari ini juga terus dilakukan, tapi hasilnya memang belum bisa menghilangkan atau memadamkan api. Kita berupaya memadamkan dan menjaga agar api tidak meluas merambat ke pemukiman penduduk," sebutnya.

Empat titik lokasi yang mereka gempur pemadaman api tersebut seperti di wilayah hutan Desa Leuhan, Blang Burandang di Kecamatan Johan Pahlawan, kemudian di wilayah lahan Desa Peunaga menuju jalan perusahaan tambang batubara PT Mifa Bersaudara, di Kecamatam Meureubo.

Selanjutnya di Desa Simpang Kecamatan Kaway XVI, lokasi-lokasi yang disampaikan tersebut sudah bisa diakses untuk upaya pemadaman secara manual dan dengan membawa peralatan mesin pompa air, kemudian memanfaatkan ketersediaan air lumpur yang berada disekitar lokasi karhutla.

"Kalau padam total belum, kami hanya berupaya memadamkan api tidak terus meluas dengan cara-cara khusus bersama tim terpadu. Bantuan dari Provinsi Aceh belum sampai, belum ada kabar dari BPBA kepada saya," sebutnya.

Di tengah bencana karhutla kali kedu sepanjang 2017 itu, BPBD Aceh Barat telah mengajukan permintaan dua unit mobil tanki air untuk mendukung penyiraman lewat darat, sebab sangat sulit mendapatkan sumber air di lokasi karhutla.

Apalagi jarak jangkauan mobil pemadam kebakaran (damkar) tidak bisa mengakses ke lokasi terdekat titik api, sehingga petugas hanya melakukan pemadaman dengan menyemprotkan air dengan memanfaatkan sumber air berlumpur yang tersedia di kawasan rawa bergambut.

"Mobil tanki air juga belum sampai, jadi upaya pemadaman ini dilakukan dengan semua prasarana yang tersedia pada tim terpadu," jelasnya.

Akibat adanya kebakaran hutan dan lahan di beberapa kawasan tersebut sudah cukup membuat petugas kerepotan dan masyarakat sangat terasa dampaknya, terutama persoalan asap yang terbang saat malam hingga pagi hari mengepung sejumlah kawasan yang dekat dengan lokasi karhutla.

Sementara itu, prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meulaboh, Angga Yudha, menyampaikan, belum ada data perincian terbaru terkait  pesebaran titik api atau hotspot di wilayah kerjanya.

"Data pagi ini belum terupdate, masih mengacu pada data Senin (23/10) malam, yaitu ditemukan 15 titik api terkosentrasi pada empat kecamatan, khusus di wilayah Aceh Barat saja," katanya.

Kemudian BMKG Aceh menyatakan, bahwa, pada Selasa, (24/10) pagi, satelit mendetiksi 60 titik panas terpantau dan tersebar di Provinsi Aceh, jumlah tersebut mengalami peningkatan cukup drastis dibandingkan beberapa hari terakhir akibat masih adanya aktivitas karhutla.

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017