Badan Usaha Milik Aceh (BUMA) PT Pembangunan Aceh (PEMA) berkomitmen mengembangkan bisnis yang berfokus pada keberlanjutan di antaranya proyek panas bumi atau geothermal Seulawah Agam, di Aceh Besar.
"Dalam upaya mendukung transisi energi bersih, PT PEMA memulai beberapa inisiatif proyek penting yakni proyek geothermal Seulawah," kata Direktur Pengembangan Bisnis PT PEMA Faisal Ilyas di Banda Aceh, Senin.
Ilyas mengatakan langkah ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam rangka mendukung pembangunan yang ramah lingkungan. Apalagi, keberlanjutan sudah menjadi bagian inti dari strategi mereka.
"Karena kami percaya bahwa investasi dalam energi terbarukan seperti geothermal merupakan langkah penting untuk masa depan yang lebih hijau," ujarnya.
Baca: PEMA: Lapangan gas arun strategis untuk proyek carbon capture, siap berkolaborasi
Ia mengatakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) geothermal Seulawah yang berlokasi di kawasan Lamteuba Kecamatan Seulimeum Aceh Besar ini dilaksanakan dengan skenario kondensasi 55 MW + 15 MW Binary.
Ia menjelaskan, proyek tersebut berkolaborasi dengan Pertamina Geothermal Energi (PGE) sebagai pemenang lelang wilayah kerja panas bumi (WKP) Seulawah Agam pada 01 November 2013 silam.
"WKP tersebut merupakan salah satu unggulan karena memiliki potensi panas bumi cukup besar, mencapai lebih dari 160 MW," katanya.
Ia menuturkan, PLTP Seulawah Agam Unit I direncanakan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2032 nanti, dengan kapasitas yang terpasang sebesar 55 MW.
Secara komersil, kelayakan ekonomi ini memiliki tingkat Internal Rate of Return (IRR) sebesar 9,17 persen. Dan jika berhasil mendapatkan tax holiday, maka IRR yang akan didapatkan bisa mencapai 10,04 persen.
Geothermal berasal dari uap panas inti bumi yang terus tersedia sepanjang umur bumi itu sendiri. Uap air hasil penggunaan yang dapat disuntikkan kembali ke dalam bumi, menjadikan geothermal sumber energi yang berkelanjutan.
"Energi panas bumi memiliki keandalan tersedia dalam 24 jam, tujuh hari, 365 setahun, dan tidak terpengaruh kondisi cuaca dan iklim," ujarnya.
Faisal menerangkan, berdasarkan Data International Geothermal Association (IGA), potensi panas bumi Indonesia menyumbang sekitar 40 persen dari potensi dunia berasal dari berbagai sumber, Indonesia diperkirakan memiliki potensi sekitar 29 ribu megawatt (MW) dari total potensi panas bumi dunia sekitar 70 ribu MW.
Baca: PEMA kembang usaha sektor pertambangan migas dan minerba
Karena itu, Indonesia memegang porsi hampir 40 persen dari potensi energi panas bumi global. Potensi ini terletak di sepanjang "cincin api pasifik" yang merupakan daerah dengan aktivitas geotermal tinggi, seperti gunung berapi dan sumber panas bumi.
Ia menambahkan, terhadap komitmen keberlanjutan, PT PEMA akan terus memperkenalkan inovasi baru di sektor energi terbarukan dan mengoptimalkan teknologi yang ramah lingkungan.
Perusahaan juga memastikan bahwa seluruh proyek yang dijalankan akan dikelola secara efisien dan sesuai dengan Good Corporate Governance (GCG).
"Dengan menerapkan GCG yang solid, kita bakal memberikan kontribusi positif, tidak hanya dalam bidang energi terbarukan, tetapi juga menciptakan nilai jangka panjang bagi masyarakat dan pemangku kepentingan," demikian Faisal Ilyas.
Baca: PEMA optimalkan pengiriman komoditas beku asal Aceh
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2025