Meulaboh (ANTARA Aceh) - Puluhan mahasiswa mengenakan seragam almamater Universitas Teuku Umar (UTU), melakukan aksi demonstrasi menuntut mundur Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Aceh Barat, Provinsi Aceh.

Massa tergabung dalam Koalisi Lembaga Peduli Kesehatan (Koleps) mengawali aksinya dari Halaman Masjid Agung Meulaboh, Kamis, pagi, kemudian menuju ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) menyampaikan aspirasinya.

"Hari ini mahasiswa turun ke jalan, menuntut agar jangan terulang kelalalian petugas para medis, jangan ada lagi bayi yang meningal karena tidak sempat ditangani, ambulance tidak ada sehingga nyawa manusia tidak sempat ditangani,"sebut salah seorang orator.

Aksi yang dikoordinir Irfandi itu, disambut aparat Kepolisian Aceh Barat, massa melakukan orasi saling bergantian, menyampaikan bermacam permasalahan bidang kesehatan yang dinilai sangat mengecewakan, terutama sisi pelayanan para medis.

Mahasiswa menyampaikan, sudah dua kasus kematian bayi terjadi sepanjang 2017, demikian juga kasus-kasus tahun sebelumnya, karena tidak ada dokter dan ambulance di tempat, seperti yang terjadi di Puskesmas Kecamatan Sungai Mas, baru-baru ini.

"Kalau tidak ada hambatan dan agenda lain di DPRK, besok habis shalat Jum`at, Komisi-D, akan memangil Kadis Kesehatan, Kepala Puskesmas Sungai Mas dan masyarakat yang keluarganya meninggal,"sebut Ketua DPRK Ramli, SE saat menyambut massa.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menuturkan, bila dalam pertemuan itu ditemukan kebenaran dari apa yang disampaikan mahasiswa, Ramli SE, mendukung pemberhentian pejabat Kadis Kesehatan Aceh Barat yang saat ini di jabat dr Zafril Luthfy.

Mendengar jawaban wakil rakyat tersebut, mahasiswa semakin marah karena terkesan menutup mata dari kasus-kasus buruknya pelayanan kesehatan di daerah itu, massa kemudian bergerak melakukan aksi serupa di kantor Bupati Aceh Barat.

"Ini akan kita bicarakan, kita akan duduk bersama dulu, nanti akan ada audit dan evaluasi, apabila ada temuan, maka barulah ada tindakan yang bisa kita lakukan,"jawab Wakil Bupati Aceh Barat, H Banta Puteh Syam, menyambut orasi mahasiswa.

Suasana sempat ricuh sesaat, ketika Banta Puteh Syam melontarkan kata-kata yang dinilai tidak etis dan tidak semestinya keluar dari mulut seorang pejabat, yakni mengatakan kepada mahasiswa "kalian tidak punya otak", saat saling adu argumen.

Namun demikian, mahasiswa tidak begitu merespon ucapan tersebut sehingga massa bisa tenang dan tidak terjadi anarkis, mahasiswa menyatakan siap bertahan dan mendirikan tenda di halaman Kantor Bupati Aceh Barat, tersebut.

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017