Aceh Tamiang (ANTARA Aceh) - Kalangan petani di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, mulai meninggalkan menanam padi pulut, karena panennya lebih lama dibandingkan padi biasa.

Seorang petani, Minik saat ditemuai wartawan di Desa Paya Tampah, Kecamatan Karang Baru, menyatakan, meskipun harganya mahal, namun petani tidak tertarik lagi untuk menanam padi pulut, karena panennya lama.

Ia mengatakan, di desanya tidak ada petani yang secara khusus menanam pulut. Kalau pun ada hanya satu dua. Kebanyakan petani menanam pulut hanya10 persen dari luas lahannya.

"Kami saja cuma dua rante tanam pulut, sisanya padi semua untuk makan," katanya.

Saat dijumpai, Minik dan rekannya tengah memanen pulut di areal sawahnya menggunakan alat tradisional. Dari delapan rante luas sawahnya hanya dua rante yang ditanam pulut.

Biasanya petani yang menanam pulut hanya sekadar saja tidak untuk dijual. "Kalau pulut untuk makan sendiri saja, selain itu agar jangan hilang tradisi," ujarnya.

Menurutnya, dulu secara turun temurun petani selalu menanam padi pulut, sekarang tradisi itu sudah mulai lekang. Petani sekarang lebih memilih menanam padi untuk diolah menjadi nasi sebagai makanan pokok.

Tapi tak sedikit juga dari mereka langsung menjual gabah hasil panen untuk modal bersawah berikutnya. Tak jarang, meskipun mereka berprofesi sebagai petani tapi tetap membeli beras digrosir.

Syafrizal, petani Desa Seunebok Baru, Kecamatan Manyak Mayed secara terpisah mengakui selama ini terjadi pergeseran nilai tradisi di kalangan petani.

"Tidak dipungkiri petani yang seyogiyanya menanam pulut tapi malah beli pulut dari warung termasuk saya," katanya.

Dia mengaku memiliki sawah seluas 12 rante seluruhnya ditanami padi, begitu juga sawah milik orang tuanya.

Tahun lalu, lanjut dia, dirinya ada menanam pulut seluas satu rante dengan hasil panen mencapai 14 kaleng atau 168 Kg. "Kami waktu itu pingin saja nanam padi pulut, karena sudah lama tidak makan pulut dari sawah sendiri," ujarnya.

Syafrizal memaparkan, alasan petani tidak mau menanam pulut karena bobotnya ringan dan masa panennya lebih lama ketimbang padi.

Secara ekonomi beras pulut lebih mahal jika sudah digiling, namun petani jarang menggandrunginya, katanya.

"Kalau dijual gabah saya rasa petani rugi karena bobot padi pulut sangat ringan. Makanya jarang petani tanam pulut, paling hanya sekedar saja daripada tidak," tuturnya lagi.

Ia mengatakan, pulut yang ditanam biasanya untuk makan sendiri dan persiapan acara tradisi seperti kenduri sawah dan hajatan lainnya.

Pewarta: Syawaluddin

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017