Pemerintah Bener Meriah telah menyalurkan 339,6 ton beras kepada masyarakat terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di kabupaten setempat hingga Minggu (14/12) pukul 21.00 WIB.
"Berdasarkan data yang masuk ke Posko, tercatat 352,1 ton beras masuk ke Posko, dan 339 sudah tersalurkan, sisanya 12,4 ton disalurkan hari ini," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Posko Penanganan Bencana Kabupaten Bener Meriah, Ilham Abdi, di Bener Meriah, Senin.
Bantuan beras tersebut disalurkan kepada 10 kecamatan dengan 232 kampung atau desa di sana, dilakukan secara berjenjang, baik melalui jalur darat maupun udara.
Baca juga: Jembatan bailey Teupin Mane fungsional, Bireuen-Bener Meriah kembali pulih
Selain beras, lanjut dia, pemerintah juga telah mendistribusikan minyak goreng 5,6 ribu Liter, gula 6,7 ton, telur 3.176 papan.
Sedangkan untuk bantuan lainnya seperti pampers dewasa dan anak, pakaian, susu formula, mie instan dan sebagainya, penyaluran dilihat dari tingkat kebutuhan setiap titik pengungsian, atau permintaan oleh Reje (Kepala Desa).
Ilham menegaskan, sejauh ini dari Bener Meriah tidak ada penimbunan logistik, semua disalurkan sesuai kebutuhan dan permintaan dari Camat berjenjang sampai ke Reje dan dusun. Sehingga semua masyarakat bisa tersentuh.
Dalam kesempatan ini, dirinya juga meminta kepada para donatur, pihaknya tidak membatasi pembagian bantuan, tetapi diharapkan dibuatkan laporannya sehingga dapat didata secara baik.
"Untuk memudahkan kami memeratakan bantuan kepada masyarakat" kata Ilham Abdi.
Persediaan Menipis
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah, Uswatun Hasanah menyatakan bahwa kebutuhan beras di daerah itu mencapai 45 ton per hari dan terancam tidak tercukupi pascabencana.
"Kebutuhan konsumsi aktual masyarakat Bener Meriah diperkirakan berada di angka sekitar 45 hingga 46 ton beras per hari," kata Uswatun Hasanah, Bener Meriah, Senin.
Dirinya menyampaikan, Bener Meriah saat ini memiliki jumlah penduduk 183.000 jiwa. Perhitungan kebutuhan beras tersebut sudah mengacu pada standar konsumsi beras nasional yang dirilis Bapanas dan Kementerian Pertanian RI dengan rata-rata konsumsi beras 250 gram per jiwa per hari.
Kemudian, kata Uswatun, jumlah tersebut juga belum memperhitungkan potensi kendala distribusi ke desa-desa terisolir, serta kemungkinan meningkatnya kebutuhan di wilayah terdampak berat.
Solusinya, lanjut dia, percepatan pemulihan jalur transportasi darat ke Bener Meriah dan Aceh wilayah tengah lainnya untuk memperkuat distribusi logistik darurat, serta memastikan kesinambungan pasokan pangan.
Dalam kondisi pascabencana, kebutuhan beras tersebut tidak mengalami penurunan. Sebaliknya, tekanan terhadap ketersediaan pangan justru meningkat.
"Karena sebagian masyarakat kehilangan akses ke pasar, lahan pertanian, serta jalur distribusi mandiri akibat banjir dan longsor," demikian Uswatun Hasanah.
Baca juga: Dipadati penyintas bencana Aceh, jalur Kem Bener Meriah butuh posko kesehatan
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2025