Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Badan Usaha Logistik (Bulog) Sub Divre Lhokseumawe, Provinsi Sceh, siap melakukan operasi pasar apabila harga beras melonjak pascabanjir di Kabupaten Aceh Utara yang mengakibatkan ribuan hektare tanaman padi rusak.
Kepala Bulog Sub Divre Lhokseumawe Armia Darsyah kepada wartawan di Lhokseumawe, Sabtu menyatakan, apabila harga beras bergejolak di pasaran, maka pihaknya siap untuk operasi pasar.
Akibat banjir yang melanda kawasan Kabupaten Aceh Utara, areal persawahan yang berisi tanaman padi mulai dari tahap persemaian hingga ada yang sedang menunggu panen seluas 6.941 hektare yang tersebar di 16 kecamatan, rusak.
Kondisi itu dikhawatirkan harga beras akan melonjak di pasaran dari harga biasanya. Apalagi, Kabupaten Aceh Utara, merupakan daerah penghasil gabah terbesar di Provinsi Aceh.
"Jika harga beras melonjak tinggi dari biasanya, apalagi banyak lahan persawahan yang rusak akibat banjir. Maka Bulog siap melakukan operasi pasar," ungkapnya.
Dikatakan, untuk pelaksanaan operasi pasar akan dilakukan bersama pemerintah daerah melalui dinas terkait. Begitu juga dengan bolehnya dilakukan operasi, apabila harga beras mencapai ambang tertentu yang dianggap sudah mahal.
"Kita menunggu koordinasi dengan pemerintah daerah setempat, apabila hendak dilakukannya operasi pasar. Namun kita selalu siap kapan diminta untuk melakukannya," ujar dia.
Harga beras di Kota Lhokseumawe, terus bergerak naik, seiring menipisnya stok gabah di tingkat petani.
Dari hasil pantauan dipasaran, kenaikan harga beras terjadi secara signifikan dalam dua pekan terakhir terutama saat musibah banjir melanda dua pekan lalu.
Kenaikan harganya rata-rata terjadi Rp15 ribu hingga Rp20 ribu/ karung (isi 15 kilogram) untuk semua jenis beras.
Menurut salah seorang pedagang, Rahmat Desa, jenis beras dengan kualitas premium biasnanya dijual oleh pedagang seharga Rp135 ribu naik menjadi Rp150 ribu. Bahkan ada yang mencapai Rp155 ribu/karung.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017
Kepala Bulog Sub Divre Lhokseumawe Armia Darsyah kepada wartawan di Lhokseumawe, Sabtu menyatakan, apabila harga beras bergejolak di pasaran, maka pihaknya siap untuk operasi pasar.
Akibat banjir yang melanda kawasan Kabupaten Aceh Utara, areal persawahan yang berisi tanaman padi mulai dari tahap persemaian hingga ada yang sedang menunggu panen seluas 6.941 hektare yang tersebar di 16 kecamatan, rusak.
Kondisi itu dikhawatirkan harga beras akan melonjak di pasaran dari harga biasanya. Apalagi, Kabupaten Aceh Utara, merupakan daerah penghasil gabah terbesar di Provinsi Aceh.
"Jika harga beras melonjak tinggi dari biasanya, apalagi banyak lahan persawahan yang rusak akibat banjir. Maka Bulog siap melakukan operasi pasar," ungkapnya.
Dikatakan, untuk pelaksanaan operasi pasar akan dilakukan bersama pemerintah daerah melalui dinas terkait. Begitu juga dengan bolehnya dilakukan operasi, apabila harga beras mencapai ambang tertentu yang dianggap sudah mahal.
"Kita menunggu koordinasi dengan pemerintah daerah setempat, apabila hendak dilakukannya operasi pasar. Namun kita selalu siap kapan diminta untuk melakukannya," ujar dia.
Harga beras di Kota Lhokseumawe, terus bergerak naik, seiring menipisnya stok gabah di tingkat petani.
Dari hasil pantauan dipasaran, kenaikan harga beras terjadi secara signifikan dalam dua pekan terakhir terutama saat musibah banjir melanda dua pekan lalu.
Kenaikan harganya rata-rata terjadi Rp15 ribu hingga Rp20 ribu/ karung (isi 15 kilogram) untuk semua jenis beras.
Menurut salah seorang pedagang, Rahmat Desa, jenis beras dengan kualitas premium biasnanya dijual oleh pedagang seharga Rp135 ribu naik menjadi Rp150 ribu. Bahkan ada yang mencapai Rp155 ribu/karung.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017