Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Aceh mencatat telah terjadi 93 kasus difteri di provinsi ujung barat Indonesia tersebut sepanjang 2017, sehingga masyarakat perlu mewaspadainya.

"Hingga Desember 2017, kami mencatat terjadi 93 kasus difteri di Aceh," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Aceh Abdul Fatah di Banda Aceh, Selasa.

Dari 93 kasus difteri, kata Abdul Fatah, empat di antaranya meninggal dunia. Yakni dari Aceh Timur, Aceh Utara, Pidie Jaya, dan Bireuen, masing-masing satu orang.

Sedangkan masih dalam perawatan di rumah sakit sebanyak tujuh orang, yakni dari Aceh Besar, Aceh Utara, Sabang, Banda Aceh, masing-masing satu orang. Serta dari Pidie Jaya dua orang.

Data 93 kasus difteri tersebut tersebar di 12 dari 23 kabupaten/kota di Aceh. Yaitu, Aceh Timur 18 kasus, Pidie Jaya 16 kasus, Banda Aceh 14 kasus, Bireuen 11 kasus, Aceh Utara 11 kasus, Pidie tujuh kasus.

Kemudian, Aceh Besar enam kasus, Aceh Barat empat kasus Lhokseumawe dua kasus, Sabang dua kasus, Aceh Selatan dan Aceh Tamiang masing-masing satu kasus.

Jika dibanding tahun sebelumnya, kasus difteri terjadi 2017 merupakan yang terbanyak di Aceh dalam rentang lima tahun terakhir. Kasus difteri pertama sekali ditemukan di Aceh pada 2012.

"Difteri pertama kali ditemukan pada 2012, namun jumlah kasusnya tidak terlalu banyak. Pada 2014 ditemukan enam kasus, 2015 tidak ditemukan, dan 2016 sebanyak 11 kasus. Jumlah kasus meningkat menjadi 93 pada tahun 2017," kata Abdul Fatah.

Dari hasil investigasi, 95 persen kasus difteri di Aceh terjadi karena pasien atau korban tidak pernah mendapat imunisasi. Selebihnya lima persen lagi, mendapat imunisasi, tetapi imunisasi yang diberikan tidak lengkap.

Abdul Fatah menjelaskan penyakit difteri ini sangat cepat menular melalui udara, seperti batuk, kena percik air liur maupun terkena sentuhan. Penyakit ini menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan disertai demam dan sesak nafas.

Oleh karena itu, kata dia, Dinas Kesehatan Aceh mengimbau orang tua memberikan imunisasi lengkap dan berkala kepada anak. Sebab, imunisasi merupakan upaya mencegah tertularnya virus difteri.

"Imunisasi ini untuk kekebalan tubuh dan diberikan secara berkala. Imunisasi tidak bisa diberikan ketika si anak terserang virus. Karena itu, berikan imunisasi secara lengkap dan berkala kepada anak," kata Abdul Fatah.

***4***

(T.KR-HSA/B/H011/H011) 12-12-2017 14:58:13

Pewarta: M Haris SA

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017