Meulaboh (Antaranews Aceh) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia telah membangun tanggul beton sepanjang 1,5 kilometer di kawasan pesisir pantai Indonesia yang berisiko tinggi terhadap bencana.

"Selama 2017 yang sudah terbangun tanggul beton pada lima lokasi, setiap lokasi 110 meter sampai 250 meter, total struktur konkret 1,5 kilometer," kata Kepala Seksi Mitigasi Bencana, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, KKP Dr. Abdul Muhari di Meulaboh, Selasa,

Hal itu disampaikan di sela-sela meninjau hasil pekerjaan proyek tanggul beton di Desa Pasir, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, sepanjang 135 meter dengan anggaran APBN senilai Rp2,1 miliar yang dimulai pekerjaannya di akhir 2017.

Abdul Muhari menjelaskan bahwa KKP juga telah membangun struktur hybrid dari bambu sepanjang 16 kilometer sebagai pemecah gelombang sekaligus penangkap sedimentasi pasir serta penanaman mangrove dengan total anggaran lebih dari Rp80 miliar.

Secara nasional yang telah dibangun itu berupa tanggul, break water tengah laut, struktur hybrid dari bambu, geotekstik dan beberapa kegiatan lainnya oleh KKP dalam program rehabilitasi kawasan pesisir untuk mitigasi bencana di Indonesia.

"Secara nasional yang sudah kita lakukan Rp80-an miliar untuk 12 lokasi, pembangunan tangul, break water tengah laut, struktur hybrid dari bambu dan geotekstil. Dari Aceh yang ada mengusulkan Aceh Barat dan Abdya (Aceh Barat Daya)," katanya.

Ssebagaimana hasil studi di wilayah pesisir Aceh Barat, kata Abdul Muhari, telah ada beberapa bekas pembangunan tanggul lama di sepanjang pantai yang dibangun oleh masyarakat dan pemerintah daerah. Namun, sudah hancur dan tertimbun pasir.

Oleh karena itu, sebelum pihak KKP turun melakukan sebuah kegiatan pembangunan, terlebih dahulu survei, kemudian perencanaan sehinga tidak terjadi kesalahan yang berulang pada pembangunan.

Hal itu termasuk kegiatan penanaman vegetasi pantai yang dilakukan, harus melihat bagian yang lebih tepat dan disesuaikan dengan pinus atau pohon cemara yang akan ditanam. Dengan demikian, bangunan yang dikerjakan bisa bertahan kuat melindungi masyarakat pesisir.

"Seperti di lokasi ini, penanaman vegetasi pantainya tidak boleh di depan, tetapi harus di belakang tanggul. Umur pinus atau cemara laut kurang 10 tahun, kena gelombang 2,5 meter dia habis. Oleh karena itu, harus diprotek dahulu," katanya.

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018