Lhoksukon (Antaranews Aceh) - Puluhan organisasi masyarakat (Ormas) Islam menyatakan dukungan penuh terhadap kinerja Polres Aceh Utara atas pembinaan belasan waria dan dinilai sebagai upaya untuk mencegah praktik lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di Aceh.

Bentuk dukungan nyata, massa dari Ormas Islam di Aceh Utara itu dengan mendatangi Markas Polisi di Lhoksukon, Selasa pukul 14.00 WIB, membawa spanduk bertuliskan dukungan dan menolak LGBT.

Ketua Forum Komunikasi Antar Lembaga, Tengku T Zulfadli HT Ismail di Markas Polisi di Lhoksukon menyatakan, pihaknya mengapresiasi dan mendukung penuh kebijakan tegas Kapolres Aceh Utara AKBP Ahmad Untung Surianata.

"Sebenarnya itu (Razia salon dan pembinaan) bukan tindakan Kapolres, tetapi itu bagian (keinginan) dari perwakilan rakyat, ulama dan gerakan santri Aceh Utara, untuk memberantas hal-hal seperti ini," katanya.

Dikatakan, rakyat Aceh Utara khususnya sudah lama berkeinginan untuk memberantas hal-hal yang berbau LGBT, karena dinilai telah meresahkan. Tetapi jika yang melakukan masyarakat dan gerakan santri dikhawatirkan akan dianggap melanggar.

"Jadi ketika Bapak Kapolres telah berbuat, maka kita sangat mendukung penuh. Apalagi Aceh ini berbeda dengan daerah lain. Aceh ada syariat Islam dan ada qanun, itu harus diberikan nilai plus," katanya.

Pihak-pihak tertentu, sebutnya, juga harus mengetahui dan menyadari bahwa Aceh ini sudah diberikan hak penuh oleh pemerintah pusat untuk mengelola syariat Islam, sehingga diminta tidak ada pihak yang mengintervensi.

Pihaknya mangaku siap membantu Polres Aceh Utara jika dibutuhkan, dalam penegakan syariat Islam khususnya memberantas narkoba dan LGBT, yang disebut tidak hanya bertentangan dengan agama, tetapi melanggar dengan norma-norma kemanusian.

AKBP Ahmad Untung Surianata menyampaikan ucapaan terimakasih kepada seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda, yang telah memberikan dukungan kepada dirinya dan Polres Aceh Utara.

"Mereka (waria) saat ini sudah macho-macho, meskipun belum sepenuhnya menjadi seorang pria sejati. Yang jelas, tujuan kami hanyalah untuk membina," sebutnya.

Puluhan Ormas yang mendatangi Mapolres Aceh Utara di antaranya adalah Front Pembela Islam, KNPI, Pemuda Pancasila, Tadzkiiratul Ummah Forum Geuchik, dan LSM Acheh Furture. Mereka adalah Ormas perwakilan Aceh Utara dan Aceh.

Massa sempat berorasi dengan menyatakan siap melawan berbagai intervensi dan ancaman dari pihak luar. Ini merespons pihak-pihak tertentu yang menilai kebijakan Polres Aceh Utara telah mempermalukan waria.

Massa juga dijamu Kapolres AKBP Ahmad Untung Surianata di Aula Tibrata, sedari berdiskusi dan acara itu berakhir dengan pembacaan doa sekitar pukul 16.30 WIB, juga setelah foto-foto bersama.

Untuk diketahui, Polres Aceh Utara bekerja sama dengan Satpol PP-WH Aceh Utara, pada Sabtu (27/1) malam hingga Minggu (28/1) dini hari, mengamankan 12 waria dari 5 salon kecantikan di Kecamatan Lhoksukon dan Tanah Jambo Aye.

Usai dibawa ke Mapolres Aceh Utara, para waria ini diberikan pembinaan baik secara agama, psikologis hingga karekter. Selama dalam pembinaan, mereka disuruh bersorak sekeras-kerasnya. Hingga suara mereka menjadi macho, sebelum akhirnya diperbolehkan pulang, Senin (29/1) siang.

Pewarta: Zubir

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018