Meulaboh (Antaranews Aceh) - Penjual anek kue kering khas daerah di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh semakin tumbuh seiring meningkatnya permintaan masyarakat untuk kebutuhan konsumsi keluarga maupun dijual kembali di desa-desa.
Bu Ita (51) pedagang kue kering "Asoe Jaroe", di Meulaboh, Senin, mengatakan, kue khas dijualnya tersebut merupakan buatan sendiri, sebagian kecil juga ada buatan masyarakat sekitar dengan harga jual paling murah Rp5.000 per kemasan hingga puluhan ribu rupiah.
"Kue ini buatan sendiri, khusus kue-kue kering yang bermotif Aceh atau khas daerah. Ada juga yang diproduksi oleh masyarakat lain industri rumah tangga, kemudian diletakkan di tempat saya di sini dan kami yang menjualnya,"sebutnya.
Ia menyampaikan, usaha tersebut sudah dijalankan beberapa tahun lalu, minat masyarakat membeli kue-kue kering terbilang lumayan tinggi karena kawasan mereka merupakan sentra penjualan aneka kue kering khas daerah.
Lokasi penjualannya berada di Desa Langung, Kecamatan Meureubo, jalan nasional lintas Meulaboh-Nagan Raya, setiap masyarakat yang melintasi kawasan itu bisa melihat dengan jelas jajanan kue kering di pajangkan di depan ruko-ruko yang berjejer.
Ita, menyampaikan, selain menjual dalam bentuk kemasan, mereka juga menyediakan pelayanan jasa pembelian borongan, paling banyak masyarakat yang membeli dalam bentuk pesanan apabila ada kegiatan acara kenduri.
"Kami juga menyediakan layanan online, apabila ada masyarakat yang hendak pesan boleh. Kalau selama ini yang banyak membeli adalah masyarakat lokal ketika ada acara-acara khusus, seperti untuk pernikahan dan acara kemalangan (meningal),"sebutnya.
Lebih lanjut disampaikan, aneka kue kering yang dijual di usaha "Asoe Jaroe" miliknya itu seperti karah-karah, bhoi, bungong kaye, pisang sale, kama loyang serta sejumlah nama kue-kue kering khas untuk lebaran yang berbahan pangan lokal.
Kata dia, kelebihan kue kering mudah untuk dijual karena tahan lama, sehingga usaha ini mudah dan efesien serta kecil dari resiko merugi, ketimbang membuka usaha kue basah dengan nilai jual mungkin lebih mahal, akan tetapi resiko meruginya lebih tinggi.
Karena itu, sebut Buk Ita, hampir semua ruko disepanjang jalan permukiman itu membuka usaha penjualan anek kue kering, sehingga membuat mudah saat ada pengunjung dari luar datang ke daerah itu mencari pusat jajanan kue khas Aceh.
"Usaha saya ini sudah lama, walaupun daya lakunya tidak begitu besar, yang namanya usaha keluarga paling tidak cukup untuk kebutuhan keluarga. Tambahan untuk ekonomi sehari-hari bisa tercukupi,"katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
Bu Ita (51) pedagang kue kering "Asoe Jaroe", di Meulaboh, Senin, mengatakan, kue khas dijualnya tersebut merupakan buatan sendiri, sebagian kecil juga ada buatan masyarakat sekitar dengan harga jual paling murah Rp5.000 per kemasan hingga puluhan ribu rupiah.
"Kue ini buatan sendiri, khusus kue-kue kering yang bermotif Aceh atau khas daerah. Ada juga yang diproduksi oleh masyarakat lain industri rumah tangga, kemudian diletakkan di tempat saya di sini dan kami yang menjualnya,"sebutnya.
Ia menyampaikan, usaha tersebut sudah dijalankan beberapa tahun lalu, minat masyarakat membeli kue-kue kering terbilang lumayan tinggi karena kawasan mereka merupakan sentra penjualan aneka kue kering khas daerah.
Lokasi penjualannya berada di Desa Langung, Kecamatan Meureubo, jalan nasional lintas Meulaboh-Nagan Raya, setiap masyarakat yang melintasi kawasan itu bisa melihat dengan jelas jajanan kue kering di pajangkan di depan ruko-ruko yang berjejer.
Ita, menyampaikan, selain menjual dalam bentuk kemasan, mereka juga menyediakan pelayanan jasa pembelian borongan, paling banyak masyarakat yang membeli dalam bentuk pesanan apabila ada kegiatan acara kenduri.
"Kami juga menyediakan layanan online, apabila ada masyarakat yang hendak pesan boleh. Kalau selama ini yang banyak membeli adalah masyarakat lokal ketika ada acara-acara khusus, seperti untuk pernikahan dan acara kemalangan (meningal),"sebutnya.
Lebih lanjut disampaikan, aneka kue kering yang dijual di usaha "Asoe Jaroe" miliknya itu seperti karah-karah, bhoi, bungong kaye, pisang sale, kama loyang serta sejumlah nama kue-kue kering khas untuk lebaran yang berbahan pangan lokal.
Kata dia, kelebihan kue kering mudah untuk dijual karena tahan lama, sehingga usaha ini mudah dan efesien serta kecil dari resiko merugi, ketimbang membuka usaha kue basah dengan nilai jual mungkin lebih mahal, akan tetapi resiko meruginya lebih tinggi.
Karena itu, sebut Buk Ita, hampir semua ruko disepanjang jalan permukiman itu membuka usaha penjualan anek kue kering, sehingga membuat mudah saat ada pengunjung dari luar datang ke daerah itu mencari pusat jajanan kue khas Aceh.
"Usaha saya ini sudah lama, walaupun daya lakunya tidak begitu besar, yang namanya usaha keluarga paling tidak cukup untuk kebutuhan keluarga. Tambahan untuk ekonomi sehari-hari bisa tercukupi,"katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018