Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Pantauan sensor modis dengan menggunakan satelit Terra dan Aqua terdeteksi kembali adanya satu titik panas di wilayah Aceh.

"Sore ini, terpantau satelit ada satu titik panas di Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Blangbintang, Zakaria di Aceh Besar, Rabu.

Ia merinci satu titik panas ini terpantau di Kabupaten Bener Meriah dengan posisi berada di Kecamatan Permata menunjukkan tingkat kepercayaan 54 persen.

Meski angka tingkat kepercayaan terkait dugaan kebakaran hutan dan lahan begitu rendah, tetapi sejumlah wilayah di provinsi terletak paling Barat di Indonesia ini sudah sepatutnya mewaspadai kebakaran.

Seperti diketahui, pekan ini atau tepatnya Senin, (12/3), terpantau oleh satelit terdeteksi dua titik panas di Aceh yang terkosentrasi di Kabupaten Aceh Tengah, atau lebih tepatnya Kecamatan Atu Lintang.

"Aceh saat ini sedang berada dalam masa peralihan menuju kemarau. Makanya, kita himbau untuk waspada terbakar lahan terutama gambut kering," terang dia.

Sebab, lanjutnya, dewasa ini masyarakat di Aceh, sering membuka lahan untuk pertanian atau perkebunan rakyat setempat dengan cara membakar.

"Jika dengan cara bakar, maka sangat berbahaya mengingat cuaca panas di siang hari dengan temperatur rata-rata 34 derajat Celcius dan terjadi hembusan angin," tutur Zakaria.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya pernah mengatakan, akan memperketat pengawasan di wilayah Aceh dan Kalimantan Selatan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut.

"Saya memang harus hati-hati, sekarang berarti menjaga Aceh dan Kalsel (Kalimantan Selatan). Selama ini saya hanya berpikir menjaga Riau, Sumsel (Sumatera Selatan)," kata Siti.

"Sumsel memang kami sering jaga, Kalbar (Kalimantan Barat) juga kami jaga. Tapi di awal-awal Aceh sama Sumsel saya luput. Saya akan perhatikan," ujar Menteri Siti.
 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018