Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) alas kaki mulai berjalan di Aceh, ditandai dengan terdapat impor komoditi tersebut senilai 277.553 dolar AS.
"Total ada 277.553 dolar AS untuk impor alas kaki selama dua bulan terakhir di tahun ini," kata Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Kamis.
Provinsi paling Barat di Indonesia ini, rinci dia, tercatat mengimpor kelompok komiditi alas kaki selama Januari 157.072 dolar AS, dan sepanjang Februari senilai 120.481 dolar AS.
Ia mengaku, dalam dua tahun terakhir yakni tahun 2016 dan tahun 2017, tidak tercatat karena memang terdapat angka impor komoditi yang digunakan pada bagian kaki itu.
Meski dewasa ini kondisi pasar sepatu lokal seperti di Bogor, Jawa Barat, belum berpihak kepada pelaku IKM setemat akibat kalah bersaing dengan produk impor.
Namun data Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menargetkan, ekspor alas kaki pada tahun 2018 diharapkan bisa menembus angka 4,9 miliar dolar AS.
Beberapa jenis alas kaki yang memerlukan bahan baku impor yakni sepatu khusus, diantaranya sepatu golf, sepatu sepakbola, dan alas kaki untuk kesehatan.
"Walau pelaku IKM alas kaki sedang pesimis, tapi kita di Aceh harus optimis. IKM alas kaki kita, baru memulai jalankan usaha," tegas Wahyudin.
Direktur Industri Kecil Menengah Sandang, Aneka dan Kerajinan Kementerian Perindustrian, E Ratna Utarianingrum pekan ini mengatakan, industri alas kaki nasional siap membidik posisi ketiga di dunia, atau naik dari posisi empat setelah China, India dan Vietnam.
"Tahun 2018 ini, kita targetkan di tiga besar dengan banyaknya intervensi pemerintah dan kemudahan yang diberikan," katanya.
Ia memaparkan, sekitar 86 persen alas kaki di dunia diproduksi oleh Asia. China mengambil bagian 80 persen di antaranya, sedangkan enam persen lainnya terbagi di tiga negara, yaitu India, Vietnam dan Indonesia.
"Pangsa pasar kita 3,3 persen di dunia," ujar Ratna.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
"Total ada 277.553 dolar AS untuk impor alas kaki selama dua bulan terakhir di tahun ini," kata Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Kamis.
Provinsi paling Barat di Indonesia ini, rinci dia, tercatat mengimpor kelompok komiditi alas kaki selama Januari 157.072 dolar AS, dan sepanjang Februari senilai 120.481 dolar AS.
Ia mengaku, dalam dua tahun terakhir yakni tahun 2016 dan tahun 2017, tidak tercatat karena memang terdapat angka impor komoditi yang digunakan pada bagian kaki itu.
Meski dewasa ini kondisi pasar sepatu lokal seperti di Bogor, Jawa Barat, belum berpihak kepada pelaku IKM setemat akibat kalah bersaing dengan produk impor.
Namun data Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menargetkan, ekspor alas kaki pada tahun 2018 diharapkan bisa menembus angka 4,9 miliar dolar AS.
Beberapa jenis alas kaki yang memerlukan bahan baku impor yakni sepatu khusus, diantaranya sepatu golf, sepatu sepakbola, dan alas kaki untuk kesehatan.
"Walau pelaku IKM alas kaki sedang pesimis, tapi kita di Aceh harus optimis. IKM alas kaki kita, baru memulai jalankan usaha," tegas Wahyudin.
Direktur Industri Kecil Menengah Sandang, Aneka dan Kerajinan Kementerian Perindustrian, E Ratna Utarianingrum pekan ini mengatakan, industri alas kaki nasional siap membidik posisi ketiga di dunia, atau naik dari posisi empat setelah China, India dan Vietnam.
"Tahun 2018 ini, kita targetkan di tiga besar dengan banyaknya intervensi pemerintah dan kemudahan yang diberikan," katanya.
Ia memaparkan, sekitar 86 persen alas kaki di dunia diproduksi oleh Asia. China mengambil bagian 80 persen di antaranya, sedangkan enam persen lainnya terbagi di tiga negara, yaitu India, Vietnam dan Indonesia.
"Pangsa pasar kita 3,3 persen di dunia," ujar Ratna.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018